beritax.id – Pemerintah Indonesia menargetkan impor 200.000 ekor sapi perah pada tahun 2025 untuk meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Partai X, melalui Anggota Majelis Tinggi Rinto Setiyawan, menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak kebijakan ini terhadap peternak lokal.
Rinto Setiyawan Anggota Majelis Tinggi Partai X menilai bahwa kebijakan impor sapi perah dalam jumlah besar dapat mengancam keberlangsungan usaha peternak lokal. Ia menekankan bahwa pemerintah seharusnya fokus pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan peternak dalam negeri. “Kami melihat kebijakan ini tidak adil bagi peternak lokal. Harga susu impor yang murah membuat mereka kehilangan daya saing, bahkan menghadapi ancaman kebangkrutan,” ujar Rinto.
Partai X, yang berpegang pada prinsip keadilan sosial dan kemandirian ekonomi, menekankan pentingnya kebijakan yang berpihak pada peternak lokal. Rinto menambahkan bahwa pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap nasib peternak susu sapi perah lokal, yang merupakan tulang punggung ekonomi masyarakat kecil.
Pengawasan Terhadap Implementasi Kebijakan Impor Sapi Perah
Rinto juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap implementasi kebijakan impor tersebut. “Tanpa pengawasan yang ketat, dikhawatirkan kebijakan ini justru akan merugikan peternak lokal dan tidak mencapai tujuan peningkatan produksi susu nasional,” jelasnya.
Partai X berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan impor sapi perah ini dan lebih fokus pada pemberdayaan peternak lokal. “Kami akan terus mengawal proses ini dan memastikan bahwa kesejahteraan peternak lokal tetap menjadi prioritas utama,” tutup Rinto.
Dengan perhatian terhadap nasib peternak lokal, diharapkan kebijakan pemerintah dapat sejalan dengan upaya peningkatan produksi susu nasional tanpa mengorbankan kesejahteraan peternak dalam negeri.
Dampak terhadap Peternak Lokal
Selain kenaikan harga BBM, kebijakan pemerintah dalam mengimpor 200.000 ekor sapi perah pada tahun 2025 juga menuai kritik. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, Partai X, melalui Anggota Majelis Tinggi Rinto Setiyawan, menyuarakan kekhawatirannya terhadap dampak kebijakan ini terhadap peternak lokal.
“Impor sapi perah dalam jumlah besar berisiko menekan harga jual susu segar dari peternak lokal. Jika pemerintah tidak mengatur distribusi dan perlindungan pasar dengan baik, peternak kecil bisa kehilangan daya saing, yang bertolak belakang dengan prinsip kesejahteraan rakyat,” tegas Rinto.
Partai X menekankan bahwa kebijakan pangan dan energi harus dirancang secara efektif, efisien, dan transparan tanpa mengorbankan sektor domestik.