muslimx.id — Perselisihan dan perpecahan di tengah umat Islam bukanlah hal baru, namun dampaknya semakin terasa di era modern yang sarat dengan informasi cepat dan opini tajam. Dari konflik sosial hingga perdebatan ideologis, umat Islam kerap terpecah hanya karena perbedaan pandangan. Di tengah kondisi ini, Al-Qur’an telah menawarkan solusi luhur yang bersifat abadi: membangun ukhuwah (persaudaraan) yang tulus dan berlandaskan iman.
Salah satu ayat yang sangat relevan adalah Surah Al-Hujurat ayat 10, yang berbunyi:
“إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ”
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Tafsir dan Makna Ayat
Menurut para ulama tafsir, ayat ini menegaskan bahwa iman adalah dasar utama persaudaraan dalam Islam. Persaudaraan bukan sekadar ikatan darah atau budaya, tetapi lahir dari kesamaan akidah. Oleh karena itu, ketika terjadi konflik di antara sesama Muslim, tanggung jawab umat adalah mendamaikan, bukan memperkeruh suasana.
Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa ayat ini bukan sekadar seruan moral, tetapi perintah tegas agar kaum Muslimin aktif menjadi penengah jika terjadi konflik. Islam tidak membiarkan permusuhan tumbuh, apalagi di antara orang-orang beriman.
Hadis Tentang Persaudaraan
Rasulullah SAW menguatkan makna ayat ini dengan sabda beliau:
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak menzaliminya dan tidak pula membiarkannya (dalam kesulitan).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis lain, beliau bersabda:
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa ukhuwah bukan hanya idealisme, tetapi syarat keimanan yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata: saling menolong, memaafkan, dan menjaga kehormatan sesama Muslim.
Relevansi di Tengah Perpecahan Umat
Perbedaan pandangan dalam fiqih, mazhab, atau strategi dakwah seharusnya tidak menjadi alasan untuk saling menjatuhkan. Justru Islam mengajarkan adab dalam berbeda pendapat dan menempatkan persatuan sebagai nilai yang lebih tinggi.
Allah SWT juga berfirman:
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran: 103)
Ayat ini memperkuat pesan Al-Hujurat: bahwa persatuan dan ukhuwah adalah kekuatan umat, sementara perpecahan adalah jalan menuju kehancuran.
Peran Umat dalam Mewujudkan Ukhuwah
Tugas membangun persaudaraan bukan hanya milik ulama atau pemimpin, tetapi seluruh umat Muslim. Memulai dari hal-hal kecil seperti menjaga lisan, tidak menyebar fitnah, hingga aktif berdamai dalam konflik sosial adalah bagian dari pengamalan Surah Al-Hujurat.
Media sosial pun kini menjadi ladang baru untuk membangun atau menghancurkan ukhuwah. Bijak dalam berkomentar dan mengedepankan akhlak Islami menjadi bentuk nyata dari kepedulian terhadap persatuan umat.
Kesimpulan
Surah Al-Hujurat ayat 10 adalah seruan abadi bagi umat Islam untuk menempatkan ukhuwah sebagai prioritas utama. Di tengah dunia yang semakin terpecah oleh ego, ideologi, dan emosi, Islam datang membawa pesan damai: bahwa kita semua adalah saudara, dan iman adalah pengikat paling kokoh dalam menghadapi perbedaan.“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara…” bukan hanya ayat untuk dibaca, tetapi perintah yang harus dijalankan demi rahmat Allah dan kejayaan umat.