27 Tahun Reformasi Demokrasi Tergerus, Islam Serukan Kebebasan Bukan Kekuasaan Tanpa Batas!

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id – Peringatan 27 tahun Reformasi yang seharusnya menjadi momentum refleksi kebebasan dan keadilan, kini justru dibayangi oleh praktik represi, kriminalisasi kritik, dan dominasi kekuasaan yang kembali meniru gaya otoritarian masa lalu. Amnesty International Indonesia menyebut, negara kini lebih sibuk membungkam suara rakyat ketimbang mendengarkan aspirasi mereka.

Partai X menilai, kondisi ini bukan sekadar kemunduran demokrasi, melainkan kemunduran moral dalam menjalankan amanah kekuasaan. Dalam pandangan Islam, kekuasaan bukan untuk dipertahankan dengan ketakutan, tetapi digunakan sebagai amanah untuk melayani umat dengan adil.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)

Negara Harus Menjadi Hamba Rakyat, Bukan Tuan yang Menindas

Rinto Setiyawan dari Majelis Tinggi Partai X menyatakan bahwa negara dalam Islam bukan milik penguasa, melainkan milik umat. Pemimpin adalah pelayan, bukan raja. Kekuasaan yang digunakan untuk menakuti rakyat justru bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Islam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Oleh karena itu, negara yang represif terhadap mahasiswa, jurnalis, seniman, dan rakyat biasa adalah negara yang telah menyalahi fitrah kepemimpinan Islam.

Partai X: Islam Melarang Otoritarianisme dan Pemusatan Kuasa

Islam tidak mengenal absolutisme. Bahkan dalam sejarah khilafah pun, pemimpin bisa dikritik, diperingatkan, dan diturunkan jika menyimpang. Negara yang enggan dikritik adalah negara yang sedang menuju kesesatan struktural.

Umar bin Khattab pernah berkata, “Tidak ada kebaikan pada kalian jika kalian tidak mengatakan kebenaran kepada kami. Dan tidak ada kebaikan pada kami jika kami tidak mendengarkan kebenaran dari kalian.”

Partai X menyerukan kembalinya sistem kenegaraan kepada prinsip syura (musyawarah), ’adl (keadilan), dan amanah (tanggung jawab), sebagaimana diteladankan dalam pemerintahan Rasulullah dan para khalifah yang lurus.

Solusi Islam Partai X: Tegakkan Keadilan, Hapus Represi

  1. Amendemen Keadilan: Mengembalikan kedaulatan rakyat dalam konstitusi sesuai dengan prinsip syura dan transparansi.
  2. Reformasi Hukum Islami: Menghapus pasal-pasal karet dan menerapkan keadilan substantif yang menjamin hak berbicara dan mengkritik pemimpin.
  3. Pendidikan Anti-Zalim: Pendidikan nilai-nilai Islam tentang kepemimpinan amanah, adil, dan merakyat sejak dini.
  4. Sekolah Negarawan: Membina calon pemimpin masa depan yang tak hanya pintar memerintah, tapi juga paham makna kekuasaan sebagai tanggung jawab di dunia dan akhirat.

Penutup: Reformasi Belum Mati, Tapi Sedang Diuji oleh Kekuasaan yang Tamak

Partai X menyatakan bahwa dalam Islam, kekuasaan bukan tujuan, melainkan ujian. Bila kekuasaan dipakai untuk membungkam dan menindas, maka kehancuran adalah keniscayaan.

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.” (QS. Hud: 113)

Maka, peringatan 27 tahun Reformasi ini harus menjadi panggilan spiritual dan moral bagi bangsa: untuk kembali kepada keadilan, amanah, dan kepemimpinan yang lurus, sebagaimana dituntunkan Islam dan diperjuangkan oleh para syuhada Reformasi.

Share This Article