muslimx.id – Kejahatan pengoplosan gas subsidi kembali mencuat. Kali ini, praktik berbahaya itu ditemukan di Cileungsi, Bogor, dan Sidoarjo, Jawa Timur. Modusnya klasik, namun tetap mematikan: memindahkan isi gas 3 kilogram (subsidi) ke tabung non-subsidi demi keuntungan besar. Nilai kerugian negara pun fantastis, mencapai miliaran rupiah. Ketua DPR RI Puan Maharani menyebut perbuatan ini sebagai ancaman langsung bagi nyawa masyarakat kecil.
Namun, lebih dari sekadar pelanggaran pidana, praktik ini juga merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah rakyat. Dalam pandangan Islam, pengoplosan barang subsidi yang ditujukan untuk membantu kaum lemah adalah bentuk zalim dan manipulatif yang merugikan publik dan menciderai keadilan sosial.
“Barangsiapa menipu kami, maka dia bukan golongan kami.” (HR. Muslim)
Partai X: Kejahatan Lama Karena Sistem Lemah – Islam Serukan Pengawasan yang Amanah
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa pengoplosan gas subsidi bukanlah persoalan baru, namun terus terulang karena lemahnya sistem pengawasan. Negara dinilai gagal hadir secara penuh sebagai pengatur dan pelindung hak masyarakat miskin.
“Ini bukan hanya soal pelaku yang tamak, tapi juga negara yang lalai. Ketika subsidi bocor, berarti pengawasan bolong, dan itu tanggung jawab pemerintah,” ujarnya.
Pandangan ini sejalan dengan prinsip Islam tentang amanah dan keadilan, di mana pemimpin wajib mengelola urusan rakyat dengan tanggung jawab penuh.
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa: 58)
Nabi ﷺ bersabda:
“Setiap pemimpin adalah pemelihara, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Prinsip Partai X & Islam: Subsidi adalah Ibadah Sosial, Bukan Komoditas Kejahatan
Partai X menegaskan bahwa subsidi adalah instrumen keberpihakan negara pada kelompok lemah. Ketika disalahgunakan, maka yang rusak bukan hanya angka anggaran, tapi juga keadilan sosial. Dalam Islam, menyabotase hak orang miskin termasuk hak atas energi murah adalah bentuk kezaliman struktural.
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma’un: 1–3)
Solusi Partai X: Reformasi Digital dan Komunitas sebagai Mata dan Telinga Negara
Partai X mengusulkan reformasi distribusi gas subsidi dengan sistem digital berbasis QR code, serta pembentukan Tim Integritas Subsidi Energi yang melibatkan masyarakat sipil, koperasi desa, dan aparat penegak hukum.
Distribusi energi dalam pandangan Partai X harus dijalankan bukan sekadar teknis, tapi sebagai ibadah sosial yang bernilai keadilan. Dalam dokumen Sekolah Negarawan X-Institute, negara diajarkan hadir sebagai rahmat bagi seluruh rakyat, bukan hanya sebagai regulator diam yang kalah oleh mafia.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad dan Thabrani)
Kesimpulan: Negara Wajib Hadir Sebelum Rakyat Mati
Korupsi dan manipulasi atas barang subsidi bukan hanya melukai keuangan negara, tapi juga menciptakan rasa ketidakadilan dan kemiskinan struktural. Islam mengajarkan bahwa amanah harus dijaga, dan pemimpin wajib melindungi yang lemah dari kezaliman.
Partai X menyerukan tindakan tegas, pengawasan berbasis komunitas, dan reformasi menyeluruh demi memastikan gas murah benar-benar sampai ke tangan rakyat yang berhak.
Negara jangan kalah oleh mafia gas. Jika subsidi jadi ajang manipulasi, maka yang terbakar bukan hanya tabung gas tapi juga kepercayaan rakyat dan amanah publik yang suci.