Retret Sekolah Rakyat Dimulai, Partai X: Dalam Islam, Mendidik Itu Amanah, Bukan Alat Gimmick Kekuasaan

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id – Pemerintah melalui Kementerian Sosial kembali menggelar retret Kepala Sekolah Rakyat tahap kedua mulai 30 Juni 2025. Retret yang berlangsung selama lima hari ini akan mencakup pelatihan karakter, bela negara, dan pengenalan konsep Sekolah Rakyat.

Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari proses rekrutmen yang menargetkan lahirnya pendidik-pendidik rakyat yang tangguh, progresif, dan berjiwa nasionalis. Kegiatan akan berlangsung di Pusdiklatbangprof Kemensos dan Batalyon Arhanud sebagai bagian dari pelatihan disiplin.

Partai X: Dalam Islam, Pendidikan adalah Cahaya Ilmu, Bukan Proyek Kekuasaan

Menanggapi retret tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, mengingatkan bahwa pendidikan dalam Islam bukan sekadar rutinitas atau panggung kekuasaan, melainkan amanah besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

“Retret ini harus menjadi jalan menanamkan ilmu dan nilai kepada para pendidik, bukan ajang pengumpulan sertifikat dan foto-foto seremoni. Dalam Islam, setiap huruf yang diajarkan adalah ibadah, dan setiap kelalaian dalam pendidikan adalah bentuk pengkhianatan terhadap masa depan umat,” ujar Prayogi.

Ia menambahkan bahwa dalam Islam, pendidikan (tarbiyah) bukan sekadar transfer pengetahuan, tapi proses pembentukan akhlak, adab, dan keikhlasan. Maka, kegiatan seperti ini harus dijauhkan dari aroma proyekisme dan pencitraan pejabat.

Prinsip Islam: Mendidik adalah Ibadah Sosial, Bukan Sekadar Program Negara

Partai X menegaskan bahwa pendidikan rakyat bukan komoditas kekuasaan, melainkan sarana membebaskan manusia dari kebodohan dan kezaliman. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut bahwa Dia akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu (QS. Al-Mujadilah: 11), dan Rasulullah ﷺ bersabda bahwa para ulama dan guru adalah pewaris para nabi.

Menurut Partai X, retret semacam ini hanya akan bermakna jika:

  1. Dikawal dengan transparansi anggaran,
  2. Dilanjutkan dengan pembinaan yang berkelanjutan, dan
  3. Tidak dijadikan alat kekuasaan untuk menundukkan pendidikan pada selera birokrasi.

Solusi Islam ala Partai X: Sekolah Negarawan dan Pendidikan Sejak Dini

Sebagai solusi, Partai X mendorong penguatan Sekolah Negarawan, sebuah lembaga yang membentuk calon pemimpin dan pendidik berbasis iman, ilmu, dan integritas. Sekolah ini menggabungkan pembelajaran fikih sosial, pendidikan kebijakan publik, dan pelatihan kepemimpinan dengan fondasi akhlakul karimah.

Selain itu, Partai X juga menegaskan bahwa pendidikan politik yang sehat dan etis perlu masuk dalam kurikulum sekolah sejak dini. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam bahwa pemahaman tentang keadilan dan tanggung jawab sosial harus ditanamkan sejak kecil, agar tidak tumbuh generasi apatis terhadap amanah publik.

Dalam Islam, Ilmu Itu Lentera, Jangan Dipadamkan dengan Seremoni Kosong

Partai X mendesak agar seluruh program retret, pelatihan, dan pendidikan publik dijauhkan dari budaya seremoni belaka. Islam menekankan bahwa amal tanpa niat ikhlas dan visi maslahat akan hampa makna di sisi Allah dan umat.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa kalian atau harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

“Jangan sampai yang dibangun hanya megahnya kegiatan, tapi anak-anak kita tetap dibiarkan tenggelam dalam kemiskinan karakter dan pengetahuan. Dalam Islam, itu adalah bentuk pembiaran terhadap masa depan umat,” tegas Prayogi.

Share This Article