Jangan Jadikan Haji Sebagai Jual Beli: Amanah Ibadah Tak Boleh Dikhianati

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id – Dugaan korupsi dalam penyelenggaraan ibadah haji kembali mencoreng wajah pelayanan publik di negeri ini. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah membuka penyelidikan atas dugaan manipulasi kuota haji tahun 2024. Bahkan membuka kemungkinan memanggil mantan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Hal ini menimbulkan kekecewaan publik yang dalam. Mengingat ibadah adalah rukun Islam kelima yang seharusnya dijalankan dalam kesucian dan kejujuran.

Partai X mengecam keras praktik-praktik transaksional dalam penyelenggaraan ibadah suci ini. Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R Saputra, menyatakan bahwa “Siapa pun yang memperdagangkan berarti telah mempermainkan kesucian yang dijaga oleh jutaan umat.”

Ibadah Tak Layak Dijadikan Alat Dagang

Partai X mengutip hadis Nabi Muhammad ﷺ, “Barangsiapa yang kami angkat sebagai pegawai dalam urusan kaum Muslimin, lalu ia menyembunyikan satu jarum saja (tanpa hak), maka ia telah berkhianat, dan ia akan datang pada hari kiamat dengan membawanya.” (HR. Muslim).

Korupsi dalam urusan ibadah bukan hanya pengkhianatan administratif, tetapi juga pengkhianatan spiritual. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 188, Allah ﷻ telah memperingatkan:

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) itu kepada hakim. Supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta orang lain dengan dosa, padahal kamu mengetahui.”

Menurut Partai X, ayat ini relevan dalam konteks korupsi kuota haji, di mana jabatan dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan pribadi atas nama syariat.

Solusi Partai X: Bersihkan Pelayanan Haji dengan Digitalisasi dan Keterlibatan Umat

Sebagai bentuk solusi konkret, Partai X mendorong pembentukan Lembaga Audit Independen Dana Haji dan pelibatan masyarakat sipil dalam pengawasan penyelenggaraan ibadah haji. Selain itu, proses seleksi dan distribusi kuota haji harus melalui sistem digital transparan, bukan lobi tertutup.

Sekolah Negarawan Partai X juga mewajibkan kadernya mempelajari fiqh amanah dalam kepemimpinan. Bagi Partai X, melayani ibadah umat adalah tugas mulia, bukan peluang emas.

Penutup: Haji Itu Amanah, Bukan Komoditas

Partai X menutup pernyataannya dengan seruan moral:
“Jika haji yang suci dikotori oleh tangan kekuasaan. Maka bukan hanya hukum yang rusak, tapi iman umat pun terluka. Jangan jadikan Mekah sebagai ladang transaksi; jadikan ia sebagai cermin amanah yang ditunaikan tanpa cela.”

Share This Article