Ramalan Cak Nun Terbukti: Serangan Israel ke Iran, Isyarat Penting bagi Indonesia

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id – Ketegangan antara Israel dan Iran yang meletus dalam konflik terbuka ternyata telah lebih dulu dibaca oleh budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) sejak tahun 2012. Dalam pandangannya, serangan ini bukan sekadar pertikaian militer, melainkan benturan antara negara yang rapuh secara spiritual dengan negara yang kokoh dalam prinsip ketatanegaraan.

Rinto Setiyawan, Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia dan Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute, dalam tulisan reflektifnya menyatakan bahwa ramalan Cak Nun bukan berasal dari mistik, tetapi dari pembacaan mendalam atas peta geopolitik global dan kekuatan struktur negara.

Iran dan China: Negara dengan Struktur Kuat, Bukan Sekadar Kaya

Cak Nun menyebut bahwa hanya ada dua negara yang benar-benar kuat saat ini: China dan Iran.

  • China kuat karena sintesis sistem komunis dengan sistem ekonomi kapitalis yang dikendalikan negara. Kuat secara administratif dan stabil secara nasional.
  • Iran kokoh karena sistem wilayatul faqih, di mana kekuasaan tidak hanya legal, tapi juga memiliki legitimasi spiritual. Negara ini tidak goyah meski dikepung embargo dan propaganda internasional.

Cak Nun menilai: “Satu-satunya cara menggoyang Iran adalah dengan senjata, karena provokasi sudah tak mempan. Tapi itu pun tak akan mudah.”

Amerika Justru Rapuh karena Dimonopoli Oligarki

Amerika, yang selama ini dianggap mercusuar demokrasi, menurut Cak Nun justru tengah dikuasai oleh korporasi dan pejabat modal, bukan rakyatnya. Hanya 1% menguasai lebih dari 90% kekayaan nasional. Ini menjadikan Amerika rapuh dari dalam, sekalipun kuat secara militer dan ekonomi.

Rinto menyampaikan bahwa Indonesia tak bisa hanya sibuk menyempurnakan sistem pemilu atau memperbesar peran partai, tapi melupakan ruh kenegaraan. Ia menyebut bahwa Indonesia kini tengah berada di persimpangan: akan terus jadi boneka kekuatan asing, atau mulai memperkuat diri dari dalam.

Teguran Al-Qur’an: Bangsa yang Tak Mau Berubah Akan Ditinggalkan

Dalam hal ini, Al-Qur’an mengingatkan secara tegas:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’d: 11)

Ayat ini menjadi peringatan bahwa perubahan sejati datang dari kehendak dan struktur dalam negeri, bukan dari bergantung kepada kekuatan luar.

Solusi Partai X: Struktur Negara Harus Berbasis Spiritualitas dan Nilai

Sebagai solusi, Partai X mengusulkan reformasi ketatanegaraan berbasis nilai, bukan hanya prosedur:

  • Pemimpin negara wajib dididik dalam Sekolah Negarawan, agar memahami politik sebagai amanah, bukan karier.
  • Struktur lembaga negara harus dibangun di atas nilai transendental, bukan semata-mata perimbangan kekuasaan.
  • Konstitusi harus berakar pada keadilan, keberpihakan kepada rakyat, dan tanggung jawab ilahiah.

“Jika Indonesia ingin kuat, ia harus meniru kekokohan struktur seperti Iran. Bukan meniru gaya, tapi meniru nilai: keberanian, spiritualitas, dan kemerdekaan berpikir,” kata Rinto.

Penutup: Bangkit atau Tenggelam di Tangan Sendiri

Rinto menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa serangan terhadap negara lain bisa menjadi kode langit bagi bangsa Indonesia. Ramalan Cak Nun bukan untuk menebak masa depan, tetapi untuk membangunkan bangsa agar jangan menunda pembenahan diri.

“Jika Iran bisa kuat karena nilai, Indonesia pun bisa. Tapi syaratnya: jangan hanya sibuk rebutan jabatan. Bangun struktur, bukan sekadar prosedur,” tutup Rinto.

Share This Article