muslimx.id – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan visi besar agar rumah sakit di Indonesia bisa menjadi pusat rujukan kesehatan se-Asia Tenggara. Dalam peresmian Bali International Hospital (BHI), Presiden memuji fasilitas mewah yang disebutnya sebanding dengan hotel berbintang, sebagai bagian dari kebangkitan citra Indonesia di mata dunia.
Namun, di balik sambutan megah terhadap pasien luar negeri, Partai X menyuarakan kegelisahan rakyat yang hingga kini masih kesulitan mengakses layanan kesehatan dasar.
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa mewahnya fasilitas bukanlah ukuran keberhasilan, jika rakyat sendiri hanya jadi penonton.
“Yang rakyat tanya bukan estetika bangunannya, tapi kecepatan tindakan medis. Banyak yang menunggu operasi berbulan-bulan, bahkan wafat sebelum dirawat,” ujar Prayogi.
Dalam Islam, pemimpin adalah pelayan umat. Negara wajib menjamin hak hidup dan kesehatan rakyat tanpa diskriminasi. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR. Abu Nu’aim)
Jika negara lebih sibuk menyambut pasien asing demi reputasi global, sementara rakyatnya antre di lorong rumah sakit, maka amanah itu telah melenceng.
Partai X menegaskan bahwa kesehatan dalam pandangan Islam adalah hak dasar manusia (haqqul insan) yang harus dipenuhi tanpa melihat kemampuan ekonomi atau status sosial.
Prinsip maqashid syariah bahkan menempatkan hifzh an-nafs (menjaga jiwa) sebagai prioritas utama dalam sistem pemerintahan Islam. Maka, rumah sakit harus hadir sebagai pelindung jiwa rakyat, bukan sebagai etalase pencitraan.
Partai X menawarkan langkah-langkah konkret:
- Pemerataan fasilitas: Fokus pada penguatan rumah sakit daerah, bukan hanya pembangunan pusat kesehatan.
- Transparansi antrian & waktu tindakan: Sistem nasional yang memastikan rakyat miskin tidak tertunda ditangani.
- Skema pembiayaan berkeadilan: Subsidi silang dan pembatasan layanan eksklusif hanya untuk yang mampu.
- Revitalisasi tenaga medis negarawan: Pendidikan kedokteran berbasis integritas dan tanggung jawab sosial, bukan sekadar karier.
Partai X mengingatkan pemerintah bahwa pelayanan terhadap rakyat adalah cermin sejati kemajuan sebuah bangsa. Jangan jadikan rakyat kecil sebagai pengagum marmer dan lobby rumah sakit mewah yang tak bisa mereka masuki.
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta rakyat secara zalim, sesungguhnya mereka hanya menelan api ke dalam perut mereka, dan mereka akan masuk neraka.” (QS. An-Nisa: 10)
Islam menyerukan pemerintahan yang melayani, bukan memamerkan. Partai X mendesak agar semua kebijakan kesehatan mengedepankan rasa tanggung jawab kepada rakyat, bukan gengsi di panggung internasional.
“Rumah sakit boleh dibangun tinggi, tapi jangan sampai mengubur harapan rakyat kecil di bawahnya,” tutup Prayogi.