Sekolah Rakyat Sasar Komunitas Adat: Dalam Islam, Pendidikan Adalah Amanah

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa Sekolah Rakyat kini akan menjangkau komunitas adat terpencil (KAT), termasuk Suku Anak Dalam di Jambi. Program ini dirancang untuk memberi akses pendidikan gratis lengkap dengan asrama dan pembinaan karakter bagi anak-anak dari wilayah-wilayah dengan kearifan lokal yang selama ini terabaikan.

Namun, dalam pandangan Islam, pendidikan adalah amanah besar, bukan sekadar proyek anggaran atau konten konferensi. Partai X memperingatkan agar program Sekolah Rakyat ini tidak sekadar jadi dokumentasi pencitraan, tapi sungguh-sungguh hadir untuk memuliakan martabat umat melalui pendidikan yang adil dan kontekstual.

Pendidikan dalam Islam: Bukan Seragam, Tapi Menghormati Keberagaman

Islam menempatkan pendidikan sebagai jalan pembebasan manusia dari kebodohan dan penindasan. Namun, pendidikan yang Islami tidak pernah memaksa satu model untuk semua. Islam menghargai identitas, budaya lokal, dan konteks kehidupan umat.

Allah SWT berfirman:

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal…” (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menjadi dasar kuat bahwa kearifan komunitas adat bukan untuk dihapus, tapi dihormati. Maka jika Sekolah Rakyat hadir di tengah mereka, ia harus menjadi cermin dari nilai-nilai Islam tentang keadilan, penghormatan terhadap adat, dan penguatan komunitas, bukan pemaksaan identitas nasional sempit.

Partai X: Jangan Hanya Datang, Foto, Lalu Hilang

Prayogi R. Saputra, Direktur X-Institute, menyatakan:

“Kalau benar ingin menjangkau komunitas adat, pastikan tidak sekadar datang foto-foto, lalu hilang tanpa jejak. Pendidikan itu tanggung jawab, bukan ajang seremonial.”

Islam menolak segala bentuk kemunafikan dalam pelayanan rakyat. Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, bila pemerintah mengklaim menjangkau komunitas adat, maka ia wajib hadir secara berkelanjutan, adil, dan berbasis kebutuhan nyata umat.

Fungsi Negara dalam Islam: Melayani dan Memuliakan Umat di Pelosok

Dalam prinsip Partai X, pemerintah adalah pelayan rakyat, bukan pengatur dari atas menara kekuasaan. Komunitas adat bukan objek, melainkan bagian utuh dari umat yang memiliki hak penuh atas masa depan mereka.

Partai X menekankan:

  • Pendidikan untuk komunitas adat harus menggabungkan tradisi dan keilmuan modern secara adil.
  • Tenaga pengajar harus dipersiapkan memahami nilai lokal, bukan hanya kurikulum baku nasional.
  • Pemerintah wajib hadir secara fisik dan spiritual, bukan hanya sebagai pengarsip data atau pelapor proyek.

Solusi Islami dari Partai X: Sekolah Negarawan Berbasis Komunitas

Sebagai langkah konkret, Partai X melalui program Sekolah Negarawan mengusulkan pendidikan kader dari komunitas adat sendiri. Tujuannya adalah:

  • Membangun pemimpin lokal yang punya akar dan hati di komunitasnya.
  • Mengembangkan kurikulum komunitas Islami yang kontekstual: memadukan tauhid, akhlak, dan tradisi.
  • Menjadikan pendidikan sebagai alat pemerdekaan umat, bukan alat penghapusan identitas.

“Kami ingin Sekolah Rakyat tumbuh dari tanah tempat masyarakat berpijak, bukan dari skenario pusat yang hanya paham kertas, tapi buta terhadap kebun dan sungai tempat anak-anak adat bertumbuh,” tegas Prayogi.

Pendidikan Islami Tak Pernah Sekadar Program, Tapi Jalan Ibadah

Pendidikan dalam Islam bukan proyek lima tahunan, tapi ibadah panjang untuk membebaskan manusia dan memuliakan fitrah. Jika Sekolah Rakyat dibentuk tanpa mendengar suara komunitas, maka ia hanya akan menjadi simbol, bukan solusi.

“Jangan jadikan komunitas adat sebagai dekorasi panggung kekuasaan. Berikan mereka hak sejati untuk menentukan masa depan, lewat pendidikan yang berakar pada nilai, akhlak, dan identitas mereka sendiri.”

Share This Article