muslimx.id — Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berencana mengusulkan agar Pancasila dijadikan mata ujian nasional, melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Menurut Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, kebijakan ini diharapkan menghidupkan kembali pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah-sekolah.
BPIP juga telah menerbitkan 24 Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Ideologi Pancasila untuk seluruh jenjang pendidikan dari PAUD hingga SLTA. Buku ini dirilis dalam bentuk digital dengan batas harga eceran tertinggi, untuk mencegah praktik komersialisasi yang berlebihan.
Pancasila Bukan Sekadar Soal Pilihan Ganda
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menyampaikan bahwa menjadikan Pancasila sebagai ujian nasional tanpa pendekatan spiritual dan akhlak justru akan mengosongkan makna luhur Pancasila.
“Kalau Pancasila hanya diajarkan sebagai bahan hafalan dan diuji dalam bentuk pilihan ganda, maka maknanya akan hilang,” tegas Rinto
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih baik (untuk mendidik dan menjaga haknya).” (QS. Al-Isra: 34)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menanamkan nilai moral, bukan sekadar transfer informasi atau materi hafalan.
Prinsip Islam: Pendidikan untuk Membentuk Insan Rabbani
Partai X menegaskan bahwa esensi pendidikan dalam Islam adalah tazkiyah (penyucian jiwa) dan ta’lim (pengajaran nilai-nilai luhur). Maka, Pancasila seharusnya diajarkan bukan hanya sebagai teori, tapi sebagai akhlak dalam praktik hidup.
“Pendidikan ideal adalah pendidikan yang merdeka, kritis, dan membebaskan membentuk manusia yang bertanggung jawab, adil, dan bermanfaat bagi sesama,” ujar Rinto.
Dalam hadis Nabi ﷺ disebutkan:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai bagian dari ujian nasional hanya bermakna jika dibarengi misi memperkuat karakter dan adab generasi muda, sebagaimana ajaran Islam menekankan pada pembentukan akhlak, bukan semata hafalan.
Solusi Partai X: Pendidikan Berbasis Nilai dan Keteladanan
Untuk menghadirkan nilai Pancasila yang benar-benar hidup dalam pendidikan nasional, Partai X menawarkan beberapa solusi:
- Sekolah Sebagai Ruang Hidup Pancasila dan Nilai Islam
Implementasi demokrasi, keadilan, dan gotong royong secara nyata dalam kegiatan sekolah dan lingkungan pelajar. - Menggandeng Masyarakat dan Ulama
Keterlibatan pesantren, masjid, komunitas sosial, dan keluarga dalam menanamkan nilai luhur Pancasila yang selaras dengan prinsip tauhid dan kemaslahatan umat. - Pendidikan Kontekstual dan Kritis
Pendekatan pendidikan yang tidak kaku, melainkan berakar pada realitas sosial dan pengalaman siswa, membangun kepekaan terhadap keadilan dan ketimpangan sosial. - Keteladanan dari Pemerintah dan Guru
Pancasila tidak cukup diajarkan harus dicontohkan, terutama oleh birokrasi dan lembaga negara yang menjadi panutan umat.
Penutup: Mewujudkan Pancasila Sebagai Akhlak, Bukan Simbol Kosong
Partai X menyampaikan bahwa menjadikan Pancasila sebagai ujian nasional hanyalah awal. Tanpa transformasi nilai dan budaya belajar yang bermakna, Pancasila akan menjadi hafalan kosong yang kehilangan ruh.
Dalam Islam, pendidikan bukan sekadar untuk mencerdaskan, tetapi untuk membentuk manusia yang bertaqwa, adil, dan penuh kasih sayang.