muslimx.id — Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyampaikan delapan sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin bangsa, mulai dari kesabaran, keberanian, hingga keteladanan. Namun, Partai X menilai bahwa masih ada satu sifat yang amat krusial namun luput disebutkan yaitu ketaatan penuh kepada konstitusi. Tanpa hal ini, delapan sifat itu akan kehilangan pijakan hukumnya.
Islam Mengajarkan Kepemimpinan yang Tunduk pada Hukum
Dalam Islam, seorang pemimpin tidak boleh bertindak semaunya. Ia harus tunduk pada syariat dan sistem hukum yang adil. Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), serta ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa: 59)
Ayat ini bukan hanya menegaskan pentingnya kepatuhan, tetapi juga menyiratkan bahwa ulil amri (pemimpin) itu sendiri wajib tunduk kepada perintah Allah dan aturan yang berlaku. Dalam konteks negara modern, ini berarti tunduk kepada konstitusi sebagai wujud perjanjian sosial rakyat.
Amanah Kekuasaan Bukan Hak Istimewa, tapi Beban Pertanggungjawaban
Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pemimpin yang tidak patuh kepada konstitusi berarti melangkahi batas amanah. Mereka tidak hanya bertanggung jawab kepada rakyat, tetapi juga akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Partai X: Pemimpin Harus Dibatasi oleh Konstitusi, Bukan Diberi Cek Kosong
Rinto Setiyawan, anggota Majelis Tinggi Partai X, menyatakan bahwa ketaatan pada konstitusi adalah benteng terakhir rakyat dari tirani. Tanpa itu, kepemimpinan mudah terjerumus pada pemusatan kekuasaan, kultus individu, dan pelanggaran prinsip demokrasi.
“Kepemimpinan bukan panggung untuk menampilkan karakter, tetapi medan untuk menaati hukum dan menjaga amanah rakyat. Jangan sampai delapan sifat indah justru dijadikan topeng untuk mengabaikan konstitusi,” tegasnya.
Kepemimpinan yang Tunduk pada Konstitusi adalah Amanah Syariah dan Demokrasi
Ketaatan pada konstitusi bukanlah formalitas hukum ia adalah manifestasi dari amanah yang besar. Islam dan demokrasi sama-sama menolak absolutisme. Pemimpin tidak boleh merasa diri di atas hukum, karena hukum adalah pagar keadilan bagi semua. Partai X menyerukan kepada seluruh elemen bangsa: mari kita pastikan bahwa setiap pemimpin yang terpilih tidak hanya tampak baik di permukaan, tetapi juga benar-benar tunduk kepada hukum tertinggi negeri ini, yaitu konstitusi. Karena hanya dengan itu, rakyat bisa merasa aman, hukum bisa ditegakkan, dan keadilan bisa dirasakan oleh semua.