Investasi Rp942 T Disebut Serap Tenaga Kerja, Islam Ingatkan: Jangan Bohongi Publik Demi Citra Kekuasaan!

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id — Pemerintah melalui Kementerian Investasi/Hilirisasi menyatakan bahwa nilai investasi semester pertama 2025 telah mencapai Rp942,9 triliun, yang diklaim mampu menyerap lebih dari 1,2 juta tenaga kerja. Namun, publik mempertanyakan keabsahan data tersebut, karena tidak diikuti dengan transparansi mengenai sektor, lokasi, dan profil pekerja yang diserap.

Islam meletakkan kejujuran sebagai fondasi utama dalam segala aspek, termasuk penyampaian informasi kepada publik. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang benar dengan yang salah dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran, sedang kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 42)

Ayat ini menjadi peringatan agar setiap bentuk laporan publik, terutama yang memengaruhi persepsi masyarakat luas, harus disampaikan secara jujur dan berdasarkan fakta yang dapat diverifikasi.

Amanah dalam Kepemimpinan

Dalam Islam, jabatan dan kekuasaan adalah amanah besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”  (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, angka-angka yang dipublikasikan oleh negara harus mencerminkan kenyataan di lapangan. Jika investasi benar menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, maka seharusnya tersedia data konkret dan terbuka: sektor apa yang menyerap, di daerah mana, dan apakah benar memberikan penghidupan yang layak.

Memoles realitas demi citra atau kepentingan kekuasaan merupakan bentuk kedustaan yang dikecam dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Barang siapa menipu kami, maka ia bukan bagian dari golongan kami.” (HR. Muslim)

Dalam konteks kebijakan publik, menyampaikan informasi yang menyesatkan atau memanipulasi angka demi pencitraan bukan hanya bentuk manipulasi, tetapi juga pengkhianatan terhadap rakyat yang berhak atas informasi yang jujur.

Transparansi Sebagai Wujud Tanggung Jawab Moral

Setiap kebijakan publik harus bisa diuji oleh data dan evaluasi nyata. Jika angka penyerapan tenaga kerja hanya menjadi bahan promosi kekuasaan tanpa transparansi mekanisme dan dampaknya terhadap kesejahteraan rakyat, maka itu adalah bentuk ketidakadilan yang mencederai prinsip amanah dan kejujuran.

Islam menekankan pentingnya keadilan dalam setiap keputusan. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.” (QS. An-Nahl: 90)

Penutup: Membangun Kepercayaan Publik dengan Nilai-Nilai Islam

Kepercayaan masyarakat tidak dibangun melalui angka-angka besar yang tidak bisa dikonfirmasi, melainkan melalui bukti nyata dan keterbukaan dalam pelaksanaan program. Dalam Islam, kepemimpinan yang benar adalah yang menjadikan kejujuran, transparansi, dan keadilan sebagai pedoman dalam menyampaikan kebenaran kepada rakyat.

Rakyat berhak mengetahui sejauh mana investasi benar-benar memberi manfaat, bukan sekadar menjadi angka yang indah di atas kertas. Menyampaikan kebenaran adalah bagian dari ibadah dan menutupinya demi keuntungan sesaat adalah bentuk kedzaliman yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Share This Article