muslimx.id — Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) mengusulkan kenaikan target program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga mencapai 50 juta penerima. Lonjakan besar ini menimbulkan tanda tanya di tengah publik benarkah ini murni demi kesejahteraan rakyat, atau ada agenda lain di balik angka besar tersebut?
Dalam pandangan Islam, bantuan sosial adalah tindakan mulia yang hanya akan bernilai jika dilandasi niat tulus dan prinsip keadilan. Ketika bantuan justru dijadikan alat memperkuat kekuasaan atau meraih simpati politik, maka nilai ibadah dan manfaat sosialnya menjadi hilang.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat…” (QS. An-Nahl: 90)
Ayat ini menjadi landasan bahwa bantuan harus diberikan atas dasar kebaikan, bukan kepentingan penguasa. Memberi kepada rakyat bukan sekadar proyek pencitraan, tetapi bentuk ibadah dan tanggung jawab sosial yang wajib dilaksanakan dengan jujur dan adil.
Amal Jangan Hilang Keberkahan
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini memperingatkan bahwa niat di balik pemberian sangat menentukan nilainya di sisi Allah dan dampaknya di tengah masyarakat. Jika program bantuan seperti MBG dijalankan semata-mata demi elektabilitas, maka keberkahan dan manfaatnya bisa berkurang drastis.
Partai X menyatakan bahwa MBG adalah program strategis yang harus dijalankan dengan prinsip transparansi, evaluasi berbasis data, dan distribusi yang adil. Peningkatan jumlah penerima harus disertai dengan kejelasan mekanisme pengawasan, anggaran, dan kriteria penerima agar tidak menjadi ladang penyalahgunaan.
Selain itu, program ini harus dijauhkan dari simbol-simbol yang mengarah pada kampanye terselubung.
Penutup dan Doa
Islam mengajarkan bahwa kebaikan yang tulus akan berbuah maslahat, sementara kebaikan yang dilandasi niat buruk hanya akan menjadi hiasan tanpa akar. Kesejahteraan rakyat bukan alat kampanye. Negara wajib hadir sebagai pelayan, bukan pedagang kepentingan.
Ya Allah, jadikan para pemimpin kami orang-orang yang memberi dengan tulus, mengabdi tanpa pamrih, dan menjauhkan bantuan dari niat riya. Aamiin.