muslimx.id – Isu ketidakadilan hukum kembali mencuat setelah pemerintah mengingatkan potensi gejala tindakan melawan hukum dalam aspirasi rakyat. Publik menilai narasi makar hingga terorisme kerap digunakan untuk meredam suara rakyat, sementara pelanggaran hukum oleh pejabat kerap dipandang sebelah mata. Dalam konteks ini, Islam menegaskan prinsip yang jelas hukum harus ditegakkan demi keadilan tanpa tebang pilih.
Prinsip Islam: Keadilan adalah Fondasi
Al-Qur’an dengan tegas memerintahkan agar umat manusia menegakkan keadilan, bahkan ketika menyangkut keluarga atau diri sendiri. Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu…” (QS. An-Nisa: 135).
Ayat ini menegaskan bahwa keadilan tidak boleh dikorbankan demi kepentingan kelompok, jabatan, atau kekuasaan. Hukum harus ditegakkan, baik untuk rakyat kecil maupun pejabat tinggi.
Hadits Nabi: Hancurnya Bangsa Karena Tebang Pilih
Rasulullah ﷺ juga memperingatkan bahaya hukum yang tebang pilih. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah, apabila orang terpandang di antara mereka mencuri, mereka biarkan. Tetapi apabila orang lemah di antara mereka mencuri, mereka tegakkan hukum atasnya. Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Hadits ini mengingatkan, hukum yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas adalah tanda kehancuran sebuah bangsa.
Islam Serukan Perlindungan Hak Rakyat
Dalam Islam, hukum hadir untuk melindungi hak rakyat dan menegakkan keadilan sosial. Negara wajib menjadi pelindung, bukan alat penindasan. Ketika rakyat turun ke jalan menuntut keadilan, itu bukan makar, melainkan jeritan yang lahir dari ketidakadilan.
Islam menegaskan, keadilan adalah tiang penopang negara. Tanpa keadilan, aparat kehilangan legitimasi, dan rakyat kehilangan kepercayaan. Maka, hukum tidak boleh diperdagangkan, tidak boleh diperalat, dan tidak boleh ditebang pilih.
Negara kuat bukan karena kerasnya aparat, melainkan karena tegaknya keadilan yang dirasakan rakyatnya.