muslimx.id – Partai Amanat Nasional (PAN) resmi mencopot dua anggotanya, Eko Patrio dan Uya Kuya. Keputusan diumumkan Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, setelah aksi keduanya memicu kritik keras publik.
Eko Patrio sebelumnya mengunggah video permintaan maaf di Instagram bersama Pasha Ungu, menyesali perbuatannya yang menyinggung rakyat. Uya Kuya juga meminta maaf setelah videonya berjoget di Gedung DPR usai pengumuman kenaikan gaji dan tunjangan dewan menuai kecaman luas. Publik menilai sikap itu melukai hati rakyat yang tengah menghadapi beban hidup berat.
Kritik Partai X: DPR Harus Jadi Cermin Keseriusan, Bukan Hiburan Murahan
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa rakyat menunggu DPR yang benar-benar bekerja.
“Tugas negara ada tiga yaitu melindungi, melayani, dan mengatur rakyat. Bukan membuat rakyat marah karena tingkah laku sembrono,” ujarnya.
Partai X menekankan, pejabat publik bukan penguasa, melainkan pelayan rakyat. Kekuasaan adalah amanah, bukan panggung lawakan. Rakyat adalah pemilik negara, sementara pejabat hanyalah sopir yang dititipi mandat. Jika sopir ugal-ugalan, rakyat berhak mengganti agar perjalanan bangsa tidak celaka.
Sudut Pandang Islam: Kekuasaan Adalah Amanah, Bukan Ruang Bermain
Islam menegaskan, pemimpin adalah raa’in (pengurus) rakyat. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam perspektif Islam, wakil rakyat seharusnya menunjukkan akhlak mulia, keseriusan, dan keteladanan. Ulama menegaskan bahwa amanah jabatan adalah ujian berat. Bercanda berlebihan hingga melukai perasaan umat adalah bentuk kelalaian atas amanah.
Al-Qur’an juga memperingatkan:
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai ia dewasa. Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’: 34).
Janji seorang pejabat kepada rakyat bukan sekadar formalitas, tetapi kontrak moral yang akan dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun akhirat.
Solusi Partai X: Reformasi DPR demi Mengembalikan Kehormatan
Partai X menawarkan langkah konkret untuk mengembalikan marwah DPR:
- Batasi fasilitas dan tunjangan anggota DPR, alihkan anggaran untuk kesejahteraan rakyat.
- Wajibkan pendidikan etika dan kepemimpinan bagi anggota DPR, agar memahami amanah jabatan.
- Perkuat sistem pengawasan internal dan eksternal, supaya perilaku anggota dewan tidak merusak citra lembaga.
- Buka partisipasi rakyat secara transparan, melalui akses digital terhadap sidang dan laporan kinerja DPR.
Penutup: Rakyat Butuh DPR yang Menunaikan Amanah, Bukan Membuat Luka
Kasus Eko Patrio dan Uya Kuya adalah cermin betapa rendahnya sensitivitas sebagian wakil rakyat. Rakyat tidak butuh tontonan, mereka butuh pembelaan.
Partai X menegaskan, DPR harus kembali ke jati dirinya yaitu menjadi pelayan rakyat dengan penuh tanggung jawab. Dalam Islam, jabatan adalah amanah yang kelak dipertanyakan Allah. Jika wakil rakyat menjadikan kekuasaan sebagai panggung candaan, maka mereka sedang mengkhianati rakyat sekaligus menggadaikan pertanggungjawaban akhiratnya.
DPR yang benar adalah DPR yang serius melayani, melindungi, dan mengatur rakyat dengan adil. Rakyat adalah raja, dan wakil rakyat hanyalah pelayan setia yang wajib menjaga kepercayaan umat.