Wakil Rakyat Diminta Peka, Islam Ingatkan: Pemimpin Itu Dipertanggungjawabkan di Dunia & Akhirat

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id  – Presiden Prabowo Subianto meminta pimpinan DPR dan ketua umum partai mengingatkan anggota legislatif agar lebih peka. Ia menegaskan wakil rakyat wajib selalu berpihak kepada kepentingan rakyat, terutama kelompok paling kecil dan tertinggal.

Prabowo juga meminta kebijakan tunjangan DPR dibatalkan, serta moratorium kunjungan kerja luar negeri diberlakukan. Langkah ini merupakan respon atas tuntutan rakyat dalam gelombang unjuk rasa 25 hingga 30 Agustus 2025.

Kritik Partai X atas Kepedulian yang Terlambat

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R Saputra, menilai pernyataan ini datang terlambat. Seharusnya wakil rakyat peka sejak awal, bukan setelah rakyat marah di jalanan.

Partai X menegaskan negara memiliki tiga tugas utama: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Namun realitas menunjukkan ketiganya sering diabaikan oleh penyelenggara negara yang sibuk menjaga kepentingan kelompoknya.

Menurut Partai X, tunjangan DPR hanyalah simbol kesenjangan yang makin dalam. Rakyat dipaksa membayar pajak mahal, sementara kebutuhan dasar seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan kerap terabaikan. Fasilitas mewah pejabat menegaskan betapa jauh jarak antara rakyat dan penguasa.

Sudut Pandang Islam: Wakil Rakyat Adalah Amanah, Bukan Hak Istimewa

Dalam Islam, kekuasaan dan jabatan bukanlah kehormatan, melainkan amanah berat yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena itu, wakil rakyat seharusnya peka sejak diangkat, bukan baru sadar ketika rakyat marah. Dalam pandangan Islam, pemimpin yang abai terhadap penderitaan rakyat adalah pengkhianat amanah.

Al-Qur’an juga menegaskan agar penguasa tidak berlaku zalim:
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa…” (QS. Al-Maidah: 8).

Dengan demikian, kepedulian yang muncul hanya karena tekanan massa tidak cukup. Islam menghendaki pemimpin hadir di tengah rakyat, menunaikan hak-hak mereka sebelum mereka menjerit.

Solusi Partai X untuk Mengembalikan Kepercayaan

Partai X menawarkan beberapa solusi:

  1. Musyawarah Kenegarawanan Nasional, melibatkan seluruh elemen bangsa untuk mengembalikan arah negara.
  2. Amandemen Kelima UUD 1945, agar kedaulatan rakyat nyata, bukan sekadar slogan.
  3. Reformasi menyeluruh, mulai dari birokrasi digital transparan, hukum berbasis kepakaran, hingga pendidikan Pancasila yang hidup di masyarakat.
  4. Pengawasan langsung oleh rakyat, sehingga wakil rakyat tidak sekadar diingatkan, tetapi benar-benar dipertanggungjawabkan setiap kebijakannya.

Penutup: Peka yang Terlambat, Amanah yang Terlupakan

Partai X menegaskan, kepedulian yang diminta Presiden hanyalah reaksi terhadap desakan publik. Peka kepada rakyat bukanlah pilihan, melainkan watak dasar wakil rakyat.

Dalam Islam, amanah kepemimpinan bukan sekadar jabatan, tetapi tanggung jawab di hadapan Allah SWT. Bila wakil rakyat terus lalai, negara akan runtuh karena mengkhianati tiga tugas pokoknya: melindungi, melayani, dan mengatur rakyat dengan adil.

Rakyat tidak butuh wakil yang baru peka setelah diprotes, tetapi wakil yang hidup bersama mereka, mendengar keluh kesah mereka, dan membela mereka setiap saat. Itulah kepemimpinan yang dikehendaki Islam dan dituntut oleh nurani rakyat.

Share This Article