Prabowo Naikkan Pangkat Polisi Korban Demo: Islam Ingatkan Negara Jangan Pilih Kasih dalam Menunaikan Amanah

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id  – Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan kenaikan pangkat luar biasa bagi aparat kepolisian yang menjadi korban kericuhan aksi demonstrasi di sejumlah daerah. Instruksi itu disampaikan usai Prabowo menjenguk korban di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin.

Presiden menyebut terdapat 43 korban akibat kerusuhan, sebagian besar aparat kepolisian, namun juga ada warga sipil. Dari jumlah itu, 17 orang masih dirawat yaitu 14 polisi dan 3 masyarakat sipil. Beberapa korban mengalami luka serius, mulai dari cedera kepala, operasi tempurung, tangan putus, hingga kerusakan ginjal akibat pengeroyokan.

Prabowo menegaskan bahwa aparat berkewajiban melindungi demonstrasi damai. Namun, ia menuding sejumlah aksi telah disusupi perusuh yang merusak fasilitas publik, membakar gedung DPR, dan melukai aparat. “Niat kelompok perusuh bukan menyampaikan pendapat, melainkan merusak ketertiban dan pembangunan nasional,” ujarnya.

Kritik Partai X: Rakyat adalah Pemilik Kedaulatan Negara 

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menyebut langkah penghargaan kepada aparat memang patut diapresiasi. Namun, ia menegaskan bahwa tugas negara tidak berhenti pada melindungi aparat.

“Jika aparat korban mendapat perhatian negara, maka rakyat korban juga harus diperlakukan sama. Jangan sampai suara rakyat hanya diarsipkan, sementara penderitaan mereka terabaikan,” tegas Prayogi.

Partai X menilai bahwa rakyat adalah pemilik kedaulatan negara, sedangkan pemerintah hanyalah pelayan rakyat. Negara harus dijalankan secara efektif, efisien, dan transparan demi keadilan serta kesejahteraan seluruh rakyat.

“Pejabat bukan penguasa, melainkan pekerja rakyat yang wajib tunduk pada mandat rakyat,” kata Partai X.

Sudut Pandang Islam: Pemimpin Wajib Melindungi Rakyat

Islam menolak negara yang hanya berpihak pada satu kelompok. Pemimpin wajib melindungi seluruh rakyat, baik aparat maupun sipil. Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah: 8).

Ayat ini menegaskan, keadilan adalah fondasi amanah kepemimpinan. Tidak boleh ada diskriminasi: aparat dihormati, rakyat dilupakan.

Rasulullah SAW juga bersabda:

“Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka. Jika ia menipu rakyatnya, maka ia tidak akan mencium bau surga.” (HR. Ahmad).

Hadis ini menjadi peringatan keras bahwa mengabaikan penderitaan rakyat adalah bentuk pengkhianatan yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Solusi Partai X dan Perspektif Islami

  1. Musyawarah nasional kenegarawanan melibatkan ulama, intelektual, TNI/Polri, dan rakyat, agar solusi lahir dari kejujuran dan hikmah.
  2. Reformasi hukum berbasis kebenaran penegakan hukum harus berpihak pada keadilan, bukan kepentingan kekuasaan.
  3. Transparansi birokrasi digital agar rakyat tahu proses hukum, distribusi bantuan, hingga kompensasi korban.
  4. Pemaknaan ulang Pancasila dengan nilai syariah keadilan bukan sekadar jargon, melainkan pedoman moral operasional yang nyata.

Penutup: Kepemimpinan adalah Amanah 

Partai X menegaskan, penghargaan kepada aparat korban patut diapresiasi. Namun, negara sejatinya hadir bukan hanya untuk aparat, melainkan terutama untuk rakyat sebagai pemilik kedaulatan.

Islam menegaskan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang imam (pemimpin) adalah penggembala, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Jika rakyat terus menjadi korban yang terlupakan, maka negara gagal menjalankan fungsinya. Lebih dari sekadar salah urus, itu adalah dosa sosial dan pengkhianatan terhadap amanah Ilahi.

Share This Article