muslimx.id – Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) meluncurkan sepuluh agenda resiliensi untuk memperkuat sistem pangan nasional menghadapi tantangan masa depan. Deputi Bidang Keterjangkauan dan Keamanan Pangan, Nani Hendiarti, menyebut program tersebut mencakup pemulihan ekosistem, intensifikasi pertanian, diversifikasi pangan, peningkatan konsumsi protein, hingga regenerasi petani.
Selain itu, pemerintah menyiapkan program makan bergizi gratis serta penguatan logistik dan industri pangan berkelanjutan. Agenda ini dijalankan dalam lima tahun sesuai RPJMN dan Perpres 12 Tahun 2025, sejalan dengan prioritas Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan pangan sebagai fokus pembangunan nasional jangka panjang.
Kritik Partai X: Agenda Pemerintah Teknis, Belum Menyentuh Perut Rakyat
Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menilai bahwa sepuluh agenda Kemenko Pangan masih berhenti pada tataran teknis.
“Ketahanan pangan tidak bisa hanya diukur dari ketersediaan produksi atau kelancaran logistik, melainkan dari kemampuan rakyat membeli pangan bergizi dengan harga terjangkau.”
Ia menegaskan, tugas negara hanya tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jika rakyat masih kesulitan membeli beras, telur, atau daging dengan harga wajar, maka agenda pemerintah belum menyelesaikan akar masalah. Ketahanan pangan sejati bukan sekadar angka ketersediaan, tetapi kepastian rakyat bisa makan setiap hari tanpa beban.
Sudut Pandang Islam: Pangan Sebagai Hak Dasar
Dalam Islam, pangan adalah kebutuhan dasar yang wajib dijamin pemimpin. Rasulullah SAW bersabda:
“Imam (pemimpin) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang ia urus.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ayat Al-Qur’an pun menegaskan pentingnya kesejahteraan rakyat:
“Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (pangan dan ekonomi) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupanmu…” (QS. An-Nisa: 5)
Ini menunjukkan bahwa pangan bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi hak dasar yang tidak boleh dikuasai segelintir kelompok atau dijadikan alat kekuasaan. Ketahanan pangan sejati menurut Islam adalah memastikan setiap rakyat bisa makan bergizi, adil, dan berkelanjutan.
Solusi Partai X: Menjadikan Ketahanan Pangan Sebagai Ketahanan Rakyat
Partai X menawarkan solusi agar ketahanan pangan tidak hanya sebatas slogan pembangunan, tetapi benar-benar menjamin kesejahteraan rakyat:
- Musyawarah kenegarawanan nasional dengan melibatkan petani, nelayan, dan komunitas lokal sebagai pengambil keputusan.
- Amandemen kebijakan pangan agar kedaulatan pangan di tangan rakyat, bukan korporasi besar.
- Pemisahan kepentingan negara dari kepentingan kelompok tertentu agar distribusi pangan tidak dimonopoli.
- Digitalisasi rantai distribusi pangan untuk mencegah mafia pangan dan menjaga transparansi harga.
- Regenerasi petani dengan insentif dan jaminan sosial agar generasi muda tertarik kembali ke sektor pangan.
Penutup: Islam Menegaskan Ketahanan Sejati Adalah Kesejahteraan Rakyat
Sepuluh agenda Kemenko Pangan patut diapresiasi, namun Partai X mengingatkan bahwa ketahanan pangan sejati bukan soal cadangan beras semata, melainkan kepastian rakyat bisa makan bergizi dengan harga terjangkau. Islam menegaskan pemimpin adalah pelayan rakyat, dan tanggung jawab utama negara adalah memastikan rakyat tidak kelaparan.
Jika rakyat masih kesulitan mengakses pangan pokok, maka ketahanan sejati belum terwujud. Karena itu, Partai X menyerukan agar setiap kebijakan pangan benar-benar ditujukan untuk memperkuat ketahanan rakyat. Ketahanan rakyat lebih penting, karena tanpa rakyat yang kuat, ketahanan pangan hanya akan menjadi slogan.