muslimx.id – Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia, Ngatawi Al-Zastrouw, menegaskan Pancasila adalah benteng ideologis melawan propaganda intoleransi. Ia menyebut Pancasila efektif menangkal kelompok yang mendorong formalisasi syariat agama di ruang publik. Menurutnya, Islam di Indonesia sejak lama hadir bukan sebagai hukum formal, melainkan etika publik yang inklusif dan kokoh.
Zastrouw menilai konsep pribumisasi Islam menjadi vaksin kultural yang memperkuat imunitas ideologis bangsa. Ia menjelaskan, sejarah praktik keagamaan Nusantara sudah selaras dengan maqasid syariah, yaitu tujuan syariat demi kemaslahatan umat. Karena itu, klaim perlunya formalisasi syariat justru keliru dan berpotensi merusak harmoni sosial.
Kritik Partai X: Keadilan Sosial adalah Vaksin Rakyat
Menanggapi hal tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X Rinto Setiyawan menekankan bahwa tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ia menegaskan, vaksin ideologis memang penting, tetapi vaksin paling nyata bagi rakyat adalah keadilan sosial.
Menurut Partai X, rakyat adalah pemilik kedaulatan sejati, sementara pejabat hanyalah pelayan yang diberi mandat terbatas. Tanpa keadilan ekonomi, pendidikan, dan hukum, rakyat akan tetap rentan dimanipulasi, baik oleh propaganda intoleran maupun oleh rezim yang ingin melanggengkan kekuasaan.
Pandangan Islam: Keadilan adalah Inti Syariat
Dalam Islam, keadilan adalah pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…” (QS. An-Nahl: 90).
Ayat ini menegaskan bahwa keadilan bukan sekadar jargon politik, tetapi perintah langsung dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil, kelak di sisi Allah berada di atas mimbar dari cahaya…” (HR. Muslim).
Maka, vaksin ideologis yang dimaksud Zastrouw hanya akan kokoh jika berdiri di atas keadilan sosial yang nyata. Tanpa keadilan, rakyat mudah terseret arus propaganda.
Solusi: Mewujudkan Keadilan dalam Kebijakan Publik
Islam menawarkan solusi konkret yang sejalan dengan Pancasila. Pertama, negara wajib memastikan distribusi ekonomi yang adil, sebagaimana firman Allah:
“Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7).
Kedua, penegakan hukum harus bebas dari diskriminasi. Ketiga, pemerintah perlu mengutamakan pendidikan moral dan spiritual agar rakyat memiliki daya tahan terhadap propaganda, sekaligus tidak terjebak pada sekadar simbol. Keempat, transparansi dan amanah dalam kepemimpinan harus menjadi standar mutlak.
Penutup: Pancasila Harus Dihidupkan dengan Keadilan
Pancasila memang bisa menjadi “vaksin” propaganda, tetapi dalam pandangan Islam, vaksin terbesar bagi rakyat adalah keadilan. Tanpa keadilan, Pancasila akan kering dan hanya jadi slogan.
Rasulullah SAW membangun masyarakat Madinah bukan dengan jargon, tetapi dengan menghadirkan keadilan yang menyentuh semua lapisan umat.
Negara hari ini pun wajib menjadikan Pancasila bukan sekadar narasi, tetapi instrumen nyata untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab, keadilan adalah amanah ilahi, dan tanpa itu, bangsa akan rapuh meski punya seribu ideologi.