Pengamat Sebut Riset Penting Islam Ingatkan: Riset Canggih Tanpa Keadilan, Rakyat Tetap Menderita

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.idDirektur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI), Yulian Paonganan, menekankan pentingnya riset sebagai penggerak kemajuan bangsa. Ia mencontohkan Jepang, Korea Selatan, dan China yang berhasil berkembang melalui riset jangka panjang.

Namun di Indonesia, anggaran riset justru menurun tajam dari Rp24,9 triliun pada 2017 menjadi Rp2,2 triliun pada 2023. Persentase ini jauh tertinggal dibanding negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Para pengamat berharap pemerintah segera mengambil langkah revolusioner demi Indonesia Emas 2045.

Partai X: Pembangunan Harus Menyentuh Rakyat

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, mengkritik fokus pemerintah yang menekankan riset tanpa keberpihakan nyata kepada rakyat.

“Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” tegas Prayogi. 

Prayogi juga menambahkan, riset boleh maju, tetapi jika rakyat tetap miskin, itu adalah kegagalan negara, canggih tidak boleh menjadi alibi untuk mengabaikan kesejahteraan rakyat.

Partai X menilai pembangunan sejati adalah yang menyentuh rakyat dari bawah, bukan sekadar proyek besar atau teknologi canggih.

Pandangan Islam: Harus Membawa Kemaslahatan Umat

Dalam Islam, ilmu dan riset sangat dianjurkan, tetapi harus membawa kemaslahatan bagi umat. Allah berfirman:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Namun, ilmu dan riset yang tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat hanyalah kesia-siaan. Nabi ﷺ menegaskan:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Riset harus menjadi amanah kepemimpinan: mengangkat kualitas hidup rakyat, bukan hanya membanggakan nama negara di panggung global.

Solusi Menurut Islam dan Partai X

  1. Musyawarah kenegarawanan nasional melibatkan intelektual, tokoh agama, budaya, dan aparat keamanan untuk menentukan prioritas.
  2. Fokus pada kebutuhan dasar rakyat pangan murah, energi terjangkau, pendidikan, dan kesehatan.
  3. Transformasi birokrasi digital agar anggaran transparan dan tidak dikorupsi.
  4. Pendidikan moral dan berbasis Pancasila memastikan diarahkan untuk kemanusiaan.
  5. Pembubaran program yang hanya menguntungkan segelintir korporasi agar benar-benar berpihak pada rakyat.

Penutup: Ilmu Harus Mensejahterakan Rakyat 

Riset memang penting untuk masa depan Indonesia Emas 2045. Namun, riset tanpa keadilan sosial hanyalah proyek kosong. Negara yang kuat bukan sekadar yang memiliki teknologi canggih, tetapi yang rakyatnya sejahtera.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Riset canggih tanpa keberpihakan kepada rakyat hanyalah ilusi kemajuan. Islam mengingatkan: ilmu harus mensejahterakan umat, bukan menjadi alat pencitraan atau kemewahan segelintir orang.

Share This Article