GMNI Soal Supremasi Sipil, Islam Ingatkan Kekuasaan Adalah Amanah!

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id  – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menekankan pentingnya peran konstruktif masyarakat dalam menjaga supremasi sipil pasca reformasi. Supremasi sipil dianggap sebagai benteng untuk mencegah munculnya kepemimpinan otoriter serta memastikan kedaulatan tetap berada di tangan rakyat.

Sekretaris Jenderal DPP GMNI, Patra Dewa, menyebut organisasi masyarakat, LSM, dan kelompok sipil harus berperan aktif memperkuat prinsip ini. Diskusi kebangsaan bertajuk

“Merawat Demokrasi Indonesia: Menegaskan Supremasi Sipil Melalui Peran Konstruktif Masyarakat” juga mempertegas komitmen GMNI menjaga demokrasi.

Kritik Partai X: Rakyat Harus Jadi Penentu Arah Bangsa

Menanggapi itu, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, mengingatkan bahwa rakyat adalah penentu utama arah bangsa.

“Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Bukan meminggirkan rakyat,” tegasnya.

Menurut Rinto, perdebatan tentang supremasi sipil tidak boleh berhenti pada forum diskusi atau retorika kekuasaan. Supremasi sipil hanya nyata bila rakyat berperan langsung mengawasi kekuasaan. 

Rinto menekankan bahwa rakyat harus dijadikan aktor utama dalam menjaga keseimbangan sipil dan militer. Negara harus dipahami sebagai alat rakyat untuk menyejahterakan kehidupan, bukan sekadar institusi yang menjaga kepentingan penguasa.

Supremasi sipil menurut Partai X harus bermuara pada terwujudnya keadilan sosial. Jika rakyat hanya menjadi penonton, maka prinsip demokrasi kehilangan makna sejatinya.

Pandangan Islam: Kekuasaan Adalah Amanah

Dalam perspektif Islam, kekuasaan bukanlah hak istimewa, melainkan amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Prinsip supremasi sipil yang menempatkan rakyat sebagai pusat kekuasaan sejalan dengan konsep syura (musyawarah) dalam Islam, di mana pengambilan keputusan dilakukan secara adil dan transparan. Negara wajib memastikan rakyat terlibat dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan menolak setiap bentuk otoritarianisme yang menindas suara rakyat.

Solusi Partai X: Supremasi Sipil Berbasis Kedaulatan Rakyat

Partai X mengajukan sejumlah langkah konkrit agar supremasi sipil tidak berhenti pada jargon politik semata:

  1. Perkuat kontrol rakyat terhadap lembaga negara melalui mekanisme partisipasi digital terbuka dan transparan.
  2. Pendidikan rakyat berbasis Pancasila, agar kesadaran sipil tumbuh dan mengakar dalam masyarakat.
  3. Dorong militer profesional dan non-politis, yang fokus pada pertahanan negara, bukan arena kekuasaan praktis.
  4. Bangun kolaborasi sipil-militer yang transparan, dengan DPR, media, dan masyarakat sipil sebagai pengawas.
  5. Reformasi hukum dan birokrasi untuk memastikan rakyat tidak sekadar dilibatkan, tetapi benar-benar menjadi penentu arah kebijakan nasional.

Penutup: Demokrasi Sejati Harus Berakar pada Rakyat

GMNI menegaskan pentingnya peran sipil dalam demokrasi. Partai X menambahkan, rakyat tidak boleh hanya didorong berperan, tetapi harus menjadi penentu sejati.

“Supremasi sipil tanpa rakyat sebagai pusatnya hanyalah slogan kosong. Demokrasi hanya berarti jika rakyat berdaulat penuh,” tutup Rinto.

Share This Article