muslimx.id — Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kenaikan gaji hakim hingga 280 persen sebagai upaya memperkuat integritas lembaga peradilan dan mencegah praktik suap. Kebijakan ini disebut sebagai bentuk penghargaan bagi hakim yang menangani perkara besar bernilai triliunan rupiah.
Namun, dari pandangan Islam, keadilan tidak bisa dibeli dengan angka. Gaji tinggi memang dapat menutup kebutuhan hidup, tetapi integritas lahir dari hati yang takut kepada Allah, bukan dari hitungan duniawi.
Islam: Keadilan Adalah Amanah yang Berat
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)
Ayat ini menegaskan bahwa keadilan adalah amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawaban. Hakim, sebagai wakil negara dalam menegakkan hukum, harus menjadikan keadilan bukan sebagai profesi semata, tetapi ibadah yang menuntut kejujuran dan ketulusan.
Hadis: Hakim yang Adil Dijanjikan Surga, yang Zalim Terancam Neraka
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Hakim ada tiga golongan: satu di surga dan dua di neraka. Yang di surga adalah hakim yang mengetahui kebenaran dan memutuskan dengan kebenaran itu.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa jabatan hakim bukan sekadar pekerjaan duniawi, tetapi medan ujian moral. Kenaikan gaji tidak akan menyelamatkan seseorang dari dosa jika keputusannya menzalimi yang lemah dan memihak pada yang kuat.
Islam: Integritas Lebih Tinggi dari Harga Dunia
Islam mengajarkan bahwa kehormatan seorang hakim tidak diukur dari seberapa besar gajinya, melainkan seberapa kuat ia menjaga amanah hukum tanpa tergoda oleh kekuasaan dan materi.
“Barang siapa menegakkan keadilan walau terhadap dirinya sendiri, maka ia berada di jalan Allah.” (HR. Ahmad)
Ayat dan hadis ini mengingatkan bahwa integritas adalah cahaya iman — tidak bisa dibeli, tidak bisa disuap. Hanya hati yang bersih dari cinta dunia yang mampu menegakkan kebenaran dengan jujur.
Dari Materi ke Moral
Kesejahteraan memang penting, tetapi Islam menegaskan bahwa keadilan hanya tegak bila hati bersih dan niat lurus. Negara boleh menaikkan gaji, tetapi setiap hakim harus menaikkan juga takwanya.
Sebab pada akhirnya, di hadapan Allah, bukan besar gaji yang akan ditanya, tetapi seberapa adil ia menegakkan hukum. Dunia boleh memberi penghargaan, tapi surga hanya diberikan bagi mereka yang menegakkan keadilan karena Allah.