Tukin Naik di ESDM, Islam Ingatkan: Amanah Itu Naik Bersama Tanggung Jawab

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id  — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan tunjangan kinerja pegawai di kementeriannya naik hingga 100 persen. Kenaikan ini telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto melalui keputusan presiden.

“Presiden menandatangani kenaikan tukin ini sebagai bentuk penghargaan negara kepada aparat di ESDM,” ujar Bahlil, Jumat (24/10/2025).

Menurut Bahlil, kenaikan ini diharapkan dibarengi peningkatan kinerja dan integritas aparatur. Ia menegaskan akan menindak pejabat yang masih bermain dalam izin tambang atau pelayanan publik.

Sikap Partai X: Naik Tukin Harus Diikuti Etos Kerja

Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menyambut baik langkah pemerintah tetapi menegaskan bahwa kenaikan tunjangan harus dibuktikan dengan peningkatan kinerja, bukan peningkatan gaya hidup.

“Jangan sampai tukin naik tapi pelayanan publik tetap lambat. Rakyat menuntut bukti, bukan simbol penghargaan,” ujar Prayogi.

Ia menambahkan, “Tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jadi kalau kinerja tidak naik, maka kenaikan tukin justru menjadi beban moral.”

Partai X menekankan bahwa setiap fasilitas negara adalah amanah publik. Gaji dan tunjangan bukan hadiah, melainkan tanggung jawab untuk memberi manfaat bagi rakyat.

Pandangan Islam: Setiap Amanah Akan Dimintai Pertanggungjawaban

Dalam Islam, setiap kenaikan fasilitas dan jabatan berarti meningkat pula tanggung jawabnya. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kenaikan tunjangan tanpa peningkatan kinerja sama halnya dengan menerima amanah tanpa kesungguhan. Islam mengajarkan bahwa penghargaan sejati datang dari kerja jujur dan manfaat nyata bagi umat.

Allah ﷻ juga berfirman:

“Dan katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu pula Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah [9]: 105)

Ayat ini menegaskan bahwa kerja nyata dan integritas lebih berharga daripada simbol penghargaan atau gelar jabatan.

Solusi Partai X: Tukin untuk Kinerja, Bukan Kemewahan

Partai X menawarkan langkah konkrit agar kebijakan kenaikan tukin tidak salah arah:

  1. Evaluasi kinerja berbasis hasil nyata di lapangan.
  2. Sistem penghargaan dan sanksi terbuka, agar publik tahu siapa yang berprestasi dan siapa yang lalai.
  3. Transparansi anggaran tukin dalam laporan publik tahunan.
  4. Pelatihan integritas dan pelayanan publik bagi seluruh pejabat dan staf ESDM.

Penutup: Amanah Itu Tidak Bisa Dibelanjakan

Kenaikan tunjangan bukan tanda kemuliaan, melainkan tanda kepercayaan. Dan kepercayaan rakyat adalah hal yang paling mahal dalam sistem pemerintahan.

Islam mengingatkan bahwa setiap fasilitas dunia adalah ujian. Menurut Partai X, rakyat tidak menilai dari angka tunjangan, tapi dari pelayanan yang mereka rasakan. 

“Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu nikmati).” (QS. At-Takatsur [102]: 8)

Maka, kenaikan tukin bukan akhir dari perjuangan birokrasi, tetapi awal dari ujian amanah. Karena dalam pandangan Islam, yang naik bukan hanya gaji tapi juga beban tanggung jawab di hadapan Allah.

Share This Article