Prabowo Ajak Pemuda Setia Bangsa, Islam Ingatkan: Kesetiaan Itu Tindakan, Bukan Sekadar Slogan!

muslimX
By muslimX
5 Min Read

muslimx.id — Dalam pidato peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, Presiden Prabowo Subianto menyerukan semangat kejujuran, keberanian, dan kesetiaan bagi generasi muda. Ia menegaskan bahwa masa depan bangsa tergantung pada integritas dan dedikasi kaum muda yang mencintai tanah airnya.

Namun, seruan tersebut menuai tanggapan dari Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra. Ia menilai semangat kesetiaan harus diterjemahkan dalam kebijakan konkret, bukan sekadar retorika.

“Anak muda tidak cukup hanya diajak setia pada bangsa, tapi juga harus diberi ruang untuk berkarya dan menentukan arah bangsa,” tegas Prayogi di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Prayogi menegaskan, nasionalisme tidak boleh berhenti pada seremoni tahunan. Kesetiaan sejati justru tampak ketika negara memberi akses pendidikan, pekerjaan, dan ruang kepemimpinan bagi generasi muda.

“Kesetiaan itu bukan hanya janji, tapi tindakan. Dan tindakan terbaik pemuda adalah melanjutkan perjuangan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Partai X: Tugas Negara Adalah Melayani

Partai X menilai, pemerintah harus hadir untuk melayani rakyat, bukan mengatur dari atas kekuasaan. Prayogi menegaskan bahwa tiga tugas negara melindungi, melayani, dan mengatur harus berpihak pada kepentingan rakyat muda.

“Negara wajib membuka akses seluas-luasnya agar anak muda berkembang tanpa diskriminasi sosial, ekonomi, atau politik,” katanya.

Menurut Partai X, pemuda harus menjadi subjek pembangunan, bukan sekadar objek pencitraan. Negara yang bijak bukan yang memanipulasi semangat muda untuk kepentingan kekuasaan, tetapi yang mendidik mereka berpikir kritis, beretika, dan berintegritas.

“Pemuda tidak boleh dijinakkan dengan simbol dan slogan. Mereka harus didewasakan dengan kebijakan yang memberi ruang untuk berpikir bebas dan bertindak beretika,” tambahnya.

Partai X juga menegaskan pentingnya membangun jiwa negarawan sejak dini, melalui pendidikan karakter, moral publik, dan tanggung jawab sosial bukan sekadar pelatihan teknis atau politik praktis.

Pandangan Islam: Pemuda Adalah Amanah, Bukan Alat Kekuasaan

Dalam pandangan Islam, pemuda adalah amanah Allah yang harus dibimbing dengan ilmu, akhlak, dan tanggung jawab. Islam tidak menghendaki pemuda yang pasif, tapi yang berani menegakkan kebenaran dan keadilan.

Allah ﷻ berfirman:

“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 13)

Ayat ini menggambarkan bahwa kekuatan pemuda lahir dari iman dan keteguhan prinsip. Mereka tidak mudah tunduk pada tekanan, tidak tergoda oleh kekuasaan, dan tidak takut membela kebenaran.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya, di antaranya adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Islam mengajarkan bahwa pemuda yang beriman dan berintegritas adalah benteng masa depan umat. Mereka harus dipelihara oleh negara dengan kebijakan yang adil dan pembinaan moral yang kokoh bukan hanya diajak “setia”, tapi juga diberdayakan untuk berbuat nyata.

Solusi: Mendidik Pemuda Jadi Negarawan, Bukan Pengikut

Islam menawarkan paradigma bahwa pembinaan pemuda harus berfokus pada pendidikan ruhani dan tanggung jawab sosial. Beberapa langkah yang sejalan dengan nilai-nilai Islam antara lain:

  1. Membangun Sekolah Negarawan Islami.
    Lembaga pembinaan yang menanamkan nilai kejujuran, tanggung jawab, dan cinta tanah air berdasarkan iman dan akhlak.
  2. Revitalisasi Gerakan Pemuda Masjid.
    Menjadikan masjid sebagai pusat pembentukan karakter, bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang diskusi, literasi, dan pelayanan sosial.
  3. Kebijakan Partisipatif untuk Generasi Muda.
    Negara wajib melibatkan pemuda dalam proses perumusan kebijakan agar mereka belajar menjadi pelaku sejarah, bukan penonton politik.
  4. Pendidikan Etika Digital dan Sosial.
    Agar pemuda tidak terjebak dalam euforia media, tetapi menjadikan teknologi sebagai alat dakwah dan perjuangan moral bangsa.

Penutup: Kesetiaan Pemuda Terwujud dengan Keadilan Negara

Islam mengingatkan bahwa kesetiaan tanpa keadilan hanyalah slogan. Pemuda akan benar-benar setia ketika negara memperlakukan mereka dengan adil, memberi ruang berkembang, dan menuntun dengan akhlak.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Bangsa ini tidak butuh pemuda yang hanya bersumpah, tapi pemuda yang berani berjuang menegakkan kebenaran dan menolak ketidakadilan.

Kesetiaan sejati bukan di bibir, tapi di tindakan. Dan tindakan terbaik adalah berjuang menjaga amanah bangsa dengan iman, ilmu, dan akhlak. Islam menegaskan negara yang besar lahir dari pemuda yang beriman, dan pemuda yang beriman hanya tumbuh di bawah negara yang adil.

Share This Article