Bangsa yang Besar Harus Berani Mengoreksi Sistemnya Sendiri, Islam Ingatkan: Introspeksi Adalah Jalan Keberkahan

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id  — Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa bangsa yang besar bukanlah bangsa yang sempurna, tetapi bangsa yang berani melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri.

“Bangsa yang menolak introspeksi akan terjebak dalam kesalahan yang sama, sementara bangsa yang berani mengoreksi akan menemukan jalan perbaikan,” ujarnya di Jakarta, Senin (28/10/2025).

Prayogi menilai bahwa berbagai krisis yang terjadi hari ini baik ekonomi, politik, maupun hukum bersumber dari sistem yang kehilangan arah.

“Masalahnya bukan hanya pada individu pemegang kekuasaan, tapi pada sistem yang membiarkan kekuasaan bekerja tanpa keseimbangan,” tegasnya.

Menurutnya, keberanian mengoreksi sistem pemerintahan bukan tanda ketidaksetiaan, tetapi wujud cinta terhadap republik. Negara ini berdiri karena semangat koreksi terhadap penjajahan. Maka jangan takut mengoreksi sistem yang menindas rakyat.

Partai X: Negara Harus Melindungi, Melayani, dan Mengatur dengan Adil

Prayogi mengingatkan tiga prinsip dasar tugas negara: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Ketika negara gagal melindungi rakyatnya dari kemiskinan, gagal melayani dengan keadilan, dan salah mengatur kebijakan publik, maka sistem itu harus dikoreksi,” katanya.

Prayogi menegaskan, reformasi struktural tidak boleh berhenti pada pergantian pejabat atau slogan baru.

“Yang harus diperbaiki bukan hanya orangnya, tapi sistem yang menumbuhkan penyimpangan,” tegasnya.

Pandangan Islam: Muhasabah dan Perbaikan Adalah Tanda Iman

Dalam pandangan Islam, muhasabah (introspeksi) adalah ciri bangsa yang beriman dan bertanggung jawab. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Ayat ini menegaskan bahwa perubahan besar tidak akan terjadi tanpa keberanian memperbaiki kesalahan yang sudah ada.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

“Orang yang cerdas adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR. Tirmidzi)

Artinya, mengoreksi sistem yang rusak adalah bagian dari muhasabah sosial, agar negara tidak terus berjalan dalam kezaliman yang merugikan rakyat.

Islam menegaskan bahwa kekuasaan adalah amanah, bukan kehormatan. Pemimpin dan lembaga negara wajib terbuka terhadap kritik yang jujur dan membangun.

“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah: 8)

Solusi Partai X: Koreksi Sistemik dengan Jiwa Negarawan

Mengacu pada prinsip Partai X, menawarkan serangkaian langkah konkret untuk memperbaiki arah negara:

  1. Membangun sistem pemerintahan berbasis akal sehat dan moral Pancasila, agar kebijakan tidak dikuasai oleh kepentingan kelompok.
  2. Melakukan koreksi konstitusional melalui revisi kelembagaan, guna mengembalikan keseimbangan antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
  3. Menegakkan transparansi dan tanggung jawab jabatan publik, sehingga kekuasaan tidak menjadi alat penyalahgunaan wewenang.
  4. Menghidupkan kembali pendidikan rakyat, agar masyarakat memahami hak dan tanggung jawabnya sebagai pemilik negara.
  5. Menumbuhkan budaya evaluasi kebijakan, sehingga setiap keputusan publik diuji manfaat dan dampaknya terhadap kesejahteraan rakyat.

Penutup: Bangsa yang Mau Koreksi Akan Ditinggikan Derajatnya

Islam mengajarkan bahwa bangsa yang besar bukan yang bebas dari kesalahan, tapi yang berani memperbaiki dengan kejujuran dan kesungguhan. Kritik yang membangun bukanlah perlawanan, melainkan tanda kasih sayang terhadap negeri.

Allah SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, mereka tidak berpaling seolah-olah tuli dan buta.” (QS. Al-Furqan: 73)

Bangsa yang mau mendengar nasihat dan kritik adalah bangsa yang hidup nuraninya. Maka, koreksi sistem bukan ancaman bagi negara, melainkan tanda bahwa bangsa ini masih punya harapan.

Negara yang adil dan berani berbenah akan Allah tinggikan derajatnya, karena keberanian untuk memperbaiki diri adalah bentuk tertinggi dari takwa dan kecintaan terhadap kebenaran.

Share This Article