Investasi Rp20 Triliun Peternakan, Islam Ingatkan: Rakyat Perlu Keberlanjutan, Bukan Proyek Sesaat!

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.idRencana investasi Rp20 triliun oleh BPI Danantara untuk pembangunan peternakan ayam terintegrasi mulai tahun 2026 mendapat sorotan tajam. Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim, memberikan tiga saran penting: penguatan perbibitan nasional, menjamin ketersediaan pakan murah, dan fokus investasi pada daerah dengan defisit produksi. 

Rivqy juga  mengingatkan bahwa sejarah buruk pernah terjadi. Di masa lalu, investasi raksasa di industri ayam pedaging membuat banyak peternak mandiri ambruk, kehilangan kemandirian, dan berubah menjadi pekerja di perusahaan besar.

Peternak telur rakyat kini kembali resah. Mereka takut tersingkir dari ekosistem pangan oleh peternakan raksasa yang dimodali Danantara.

“Pemerintah harus memastikan investasi tidak mematikan usaha rakyat,” ujar Rivqi.

Partai X: Jangan Ulangi Pola Pembangunan yang Menyingkirkan Peternak

Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, kembali menekankan tiga tugas dasar negara: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat dengan adil. 

Menurut Partai X, peternak adalah pilar ketahanan pangan yang tak boleh digantikan oleh konglomerasi. Investasi boleh masuk, tapi rakyat harus tetap menjadi pelaku utama, bukan korban dari ambisi skala industri.

Model pembangunan harus berfokus pada ekosistem produksi rakyat bukan mengejar kapasitas produksi korporasi semata.

Dalam Islam: Pangan Itu Amanah, Negara Tidak Boleh Biarkan Rakyat Terlindas

Islam memberikan panduan sangat jelas tentang ketahanan pangan, keadilan ekonomi, dan perlindungan terhadap kelompok kecil. Islam melarang dominasi yang menzalimi rakyat. 

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh saling membahayakan.” (HR. Ibn Majah)

Jika investasi besar mematikan peternak kecil, itu termasuk dharar (bahaya) yang dilarang syariat.

Allah SWT berfirman:

“Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja.” (QS. Al-Hasyr: 7)

Ketahanan pangan dalam Islam tidak boleh terkonsentrasi pada segelintir industri besar. Dalam banyak riwayat, Rasulullah SAW menolak praktik monopoli dan penimbunan yang mengacaukan harga pasar. Maka, jika investasi menciptakan dominasi, kontrol harga, atau penguasaan bibit dan pakan oleh korporasi besar, negara wajib turun tangan.

Solusi Partai X: Bangun Ekosistem Peternakan Rakyat yang Mandiri

Partai X menawarkan langkah-langkah strategis:

  1. Peternak harus menjadi aktor utama, bukan korban dari investasi.
  2. Pakan murah melalui subsidi dan regulasi pasar.
  3. Alihkan investasi ke wilayah defisit produksi agar manfaatnya nyata.
  4. Libatkan peternak rakyat dalam rantai pasok pangan nasional.
  5. Perkuat pengawasan, cegah monopoli produksi dan distribusi.
  6. Bangun ekosistem inklusif yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Partai X menegaskan Masa depan pangan Indonesia berada di pundak peternak rakyat. Investasi besar tidak boleh menjadi ancaman. Ia harus menjadi penggerak kemandirian dan kesejahteraan rakyat.

Penutup: Pembangunan Tanpa Keberlanjutan Adalah Kesenjangan

Islam mengajarkan bahwa kemakmuran sejati tidak lahir dari proyek sesaat, tetapi dari keadilan sosial dan keberlanjutan ekonomi.

Negara harus memastikan investasi tidak mematikan usaha rakyat, peternak tetap menjadi tulang punggung pangan, ekonomi desa tetap hidup, dan pastinya keadilan menjadi dasar kebijakan

Karena pembangunan yang berpihak pada rakyat adalah amanah yang harus dijaga. Dan amanah itu dalam Islam akan dimintai pertanggungjawaban.

Share This Article