Zulkaidah, bulan penuh persiapan dan refleksi menjelang ibadah haji, menjadi momen yang sangat penting bagi calon jemaah. Namun sayangnya, banyak kesalahan fatal yang sering terulang justru di saat-saat krusial ini.
Zulkaidah adalah bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah, termasuk dalam deretan empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT. Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal dan muhasabah diri. Terlebih bagi calon jemaah haji, Zulkaidah bukan sekadar waktu bersiap fisik, tetapi juga saat penting untuk menyucikan niat, membersihkan hati, dan memperdalam ilmu manasik.
Namun, di tengah semangat menyambut haji, tidak sedikit calon jemaah yang terjebak dalam kesalahan fatal. Salah satunya adalah menyepelekan niat dan pemahaman tentang rukun haji. Banyak yang sibuk dengan aspek teknis perjalanan seperti, visa, koper, logistik, namun lupa bahwa inti ibadah haji adalah ketundukan total kepada Allah.
Selain itu, kesalahan dalam adab dan niat finansial juga menjadi perhatian. Haji adalah ibadah, bukan ajang pamer status sosial. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barang siapa berhaji karena Allah, tanpa rafats (ucapan kotor), tanpa fusuq (maksiat), maka ia akan kembali seperti hari ia dilahirkan ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadist tersebut mengingatkan kita bahwa niat yang lurus dan hati yang bersih menjadi syarat utama diterimanya haji. Di bulan Zulkaidah ini, para ulama mendorong setiap calon jemaah untuk melakukan muhasabah mendalam: Apakah kita sudah benar-benar siap, bukan hanya secara materi tapi juga secara spiritual? Apakah kita membawa dosa-dosa yang belum kita taubati? Apakah kita telah menunaikan hak-hak orang lain yang mungkin kita dzalimi?
Zulkaidah adalah cermin sebelum wukuf. Jika Arafah adalah puncak haji dan simbol miniatur mahsyar, maka Zulkaidah adalah momen untuk menata hati, memohon ampun, dan memperbaiki diri.
Sebagai umat Islam, mari kita jadikan Zulkaidah sebagai checkpoint ruhani. Jangan sampai kesalahan-kesalahan kecil menjadi fatal karena abai dalam introspeksi. Ingatlah, haji adalah panggilan ilahi yang tidak semua hamba dapatkan. Maka dari itu, persiapkanlah sebaik mungkin dengan hati yang ikhlas, ilmu yang cukup, dan adab yang mulia.