muslimx.id — Dunia hanyalah tempat persinggahan sementara. Segala kesenangan, kepemilikan, dan pencapaian di dunia sejatinya bersifat fana. Bagi seorang Muslim, kehidupan dunia bukan tujuan akhir, melainkan ladang untuk berinvestasi bagi kehidupan yang kekal: akhirat.
Pemahaman ini penting di tengah kehidupan modern yang sering kali hanya menekankan pada materi dan kenikmatan sesaat. Islam mengajarkan bahwa seorang mukmin sejati adalah mereka yang cerdas memanfaatkan waktunya di dunia untuk meraih keuntungan yang hakiki di akhirat kelak.
Akhirat dalam Pandangan Al-Qur’an
Allah SWT berulang kali mengingatkan dalam Al-Qur’an bahwa dunia ini hanya permainan dan senda gurau belaka jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
“Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-An’am: 32)
Ayat ini menjadi peringatan bahwa orientasi utama seorang Muslim haruslah akhirat, meskipun ia tetap berkarya dan berusaha di dunia. Dunia bukan untuk ditinggalkan, tetapi untuk digunakan sebagai kendaraan menuju keabadian.
Konsep Investasi Abadi dalam Islam
Dalam dunia modern, investasi identik dengan menanam modal untuk masa depan. Dalam Islam, investasi terbaik adalah amal saleh, amal yang bernilai di sisi Allah dan pahalanya terus mengalir bahkan setelah seseorang meninggal dunia.
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Inilah bentuk investasi abadi dalam Islam amalan yang terus mengalir pahalanya sebagai tabungan di akhirat. Maka seorang mukmin tidak akan lalai membangun amal yang berkelanjutan, seperti membangun masjid, menyebarkan ilmu, atau mendidik keturunan yang saleh.
Waktu: Modal Terbesar yang Harus Dimanfaatkan
Islam sangat menghargai waktu sebagai salah satu aset utama dalam “investasi akhirat”. Allah SWT bersumpah dalam QS. Al-‘Asr:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1–3)
Waktu yang terbuang tanpa kebaikan adalah kerugian besar. Oleh karena itu, setiap detik yang digunakan untuk ibadah, belajar, bekerja dengan niat baik, bahkan sekadar menahan amarah, semuanya bisa menjadi investasi akhirat yang besar jika diniatkan karena Allah.
Mengapa Harus Fokus pada Akhirat?
Fokus pada akhirat bukan berarti mengabaikan dunia, tetapi menata prioritas hidup. Islam memerintahkan keseimbangan, namun tujuan akhirnya harus selalu akhirat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Jadilah kamu di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari)
Artinya, jangan terlena oleh kenikmatan dunia yang cepat berlalu. Seorang pengembara hanya singgah untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju kampung halamannya—dan bagi seorang mukmin, kampung halaman itu adalah surga.
Penutup: Saatnya Menyusun Portofolio Amal
Setiap Muslim perlu mulai menata hidupnya sebagai investor akhirat. Seperti halnya investasi dunia butuh strategi, amal akhirat pun memerlukan perencanaan:
Sisihkan waktu harian untuk ibadah pribadi (salat sunnah, tilawah, dzikir)
Bangun amal jariyah seperti sedekah untuk pembangunan atau pendidikan
Jadikan profesi dan pekerjaan sebagai ladang pahala, dengan niat ikhlas
Bangun keluarga dan komunitas yang mendukung nilai-nilai kebaikan
“Barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang dia beriman, maka usaha mereka itu akan dibalas dengan baik.” (QS. Al-Isra: 19)
Kesimpulannya, dunia ini hanyalah pintu gerbang. Harta, jabatan, dan popularitas tidak akan berarti jika tidak dibarengi amal yang mengantarkan ke surga. Maka mulai sekarang, jadikan hidup ini sebagai proyek investasi abadi untuk akhirat, karena hidup ini sementara, tapi akhirat selamanya.