Radikalisme Siber Ancam Bangsa, Islam Serukan Pencegahan Lewat Ilmu, Bukan Kekerasan!

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id – Aksi terorisme kini memasuki babak baru. Bukan lagi lewat senjata dan barisan militan, tapi melalui ruang siber yang penuh konten propaganda kekerasan dan ideologi ekstrem. Hal ini ditegaskan Kadensus 99 Satkornas Banser, Ahmad Bintang Irianto, usai penangkapan dua penyebar konten radikal yang bahkan melibatkan remaja berusia 18 tahun. Salah satu dari mereka diketahui menyebarkan narasi pro-ISIS serta ajakan pengeboman rumah ibadah.

Partai X: Negara Lalai Tangani Akar Masalah

Menanggapi hal ini, Partai X mengkritik tajam pendekatan pemerintah yang hanya fokus pada sensor dan pelarangan. Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R Saputra, menyebut negara gagal menjalankan fungsi dasarnya dalam melindungi rakyat dari bahaya ideologi kekerasan.

“Menyensor meme atau membungkam kritik bukan solusi jika akar radikalisme dibiarkan tumbuh di ruang gelap digital,” tegasnya.

Menurut Partai X, pendekatan terhadap radikalisme harus menyentuh aspek paling dalam: pendidikan, pemahaman agama yang benar, dan keteladanan nilai.

Islam Menolak Kekerasan dan Radikalisme

Dalam Islam, penyebaran kekerasan dan teror tidak pernah dibenarkan. Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin), bukan ketakutan atau kehancuran.

Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan alasan yang benar.” (QS. Al-Isra: 33)

Hadis Nabi ﷺ juga menegaskan:

“Seorang Muslim adalah orang yang mana orang lain selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tindakan radikal yang mengajak pada pembunuhan, kekerasan, atau menyebar ketakutan di masyarakat adalah penghianatan terhadap ajaran Islam yang penuh kasih dan keadilan.

Solusi Islam: Pendidikan dan Penanaman Nilai

Partai X menawarkan pendekatan Islam yang sejalan dengan semangat Pancasila dan kebhinekaan. Radikalisme, dalam pandangan Islam, harus dihadapi dengan ilmu, dakwah yang lembut, dan pendidikan akhlak. Allah berfirman:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)

Dengan membangun kurikulum pendidikan yang memuat nilai Islam wasathiyah (moderat), kebangsaan, dan toleransi, generasi muda bisa menjadi pelindung bangsa dari infiltrasi ekstremisme.

Partai X telah memulai upaya ini melalui Sekolah Negarawan, yang membentuk pemimpin muda dengan integritas, wawasan kebangsaan, serta ketahanan ideologis berbasis nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

Negara Wajib Lindungi Generasi Muda dari Propaganda Sesat

Dalam Islam, pemimpin berkewajiban menjaga umat dari fitnah dan kehancuran sosial. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Negara tidak cukup hanya melakukan pemblokiran terhadap konten radikal. Negara harus membangun budaya digital yang sehat, memperkuat ketahanan informasi, dan memutus akses terhadap ideologi kekerasan dengan narasi yang kuat, moderat, dan mencerdaskan.

Penutup: Islam Adalah Jalan Tengah, Bukan Ekstrem

Radikalisme siber adalah ancaman nyata yang harus dihadapi bukan hanya dengan kekuatan hukum, tetapi juga dengan ketegasan moral dan nilai keislaman yang murni. Islam tidak pernah mengajarkan permusuhan tanpa sebab. Ia adalah agama kasih sayang, ilmu, dan keadilan.

Partai X menyerukan agar setiap upaya melawan radikalisme dilakukan dengan membangun pemahaman yang lurus, bukan dengan kebijakan yang terburu-buru. Karena seperti kata Nabi ﷺ:

“Sesungguhnya kelembutan tidak ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidak dicabut dari sesuatu kecuali akan membuatnya buruk.” (HR. Muslim)

Mari lawan radikalisme bukan dengan kekerasan balasan, tapi dengan pendidikan, nilai, dan keteladanan sebagaimana diajarkan Islam dan para nabi.

Share This Article