muslimx.id — Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, kembali menekankan pentingnya generasi muda mengimplementasikan Empat Pilar Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Seruan ini ia sampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar di Universitas Muria Kudus (UMK), Sabtu (14/6), sebagai upaya memperkuat ketahanan ideologi di tengah disrupsi teknologi.
Namun, Partai X memberikan catatan kritis dari sudut etika dan tanggung jawab kepemimpinan. Menurut mereka, menyerukan etika pada generasi muda tanpa keteladanan pejabat adalah bentuk kemunafikan sistemik.
“Jangan minta anak muda taat pada nilai-nilai, jika para pejabat justru mengkhianati nilai itu di meja kekuasaan,” ujar Prayogi R. Saputra, Anggota Majelis Tinggi Partai X.
Sudut Pandang Islam: Pemimpin Adalah Cermin Umat
Dalam Islam, pendidikan moral tidak bisa dilepaskan dari keteladanan (uswah hasanah). Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…”
(QS. Al-Ahzab: 21)
Rasulullah ﷺ tidak sekadar mengajarkan akhlak, tapi menjadi contoh hidup bagi generasi saat itu dan sesudahnya. Dalam hal ini, pemimpin negeri adalah cermin moral bangsa. Jika cermin retak, maka pantulan yang sampai ke rakyat pun akan terdistorsi.
“Mendidik moral generasi muda bukan hanya lewat pidato, tapi lewat tindakan. Jika pejabatnya curang, sombong, dan rakus, maka nasihat tentang pilar kebangsaan hanya akan jadi bahan ejekan,” tegas Prayogi.
Pendidikan Kebangsaan dalam Islam: Dari Adab ke Sistem
Partai X menilai bahwa kebangsaan yang sehat harus berakar pada sistem yang adil dan beretika. Dalam khazanah Islam, nilai kebangsaan beririsan kuat dengan maqashid syariah, yakni menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
“Sistem negara yang tidak menegakkan keadilan sosial hanya akan melahirkan generasi yang frustrasi. Dalam Islam, adil itu bukan opsi, tapi fardhu,” ucap Prayogi.
Solusi Partai X: Sekolah Negarawan sebagai Madrasah Moral Pemimpin
Sebagai respon terhadap krisis moral pejabat, Partai X mendorong lahirnya “Sekolah Negarawan” sebagai madrasah modern yang mendidik calon pemimpin dengan nilai-nilai Islam: adab, integritas, keberanian, dan keadilan.
Sekolah ini bukan sekadar tempat pelatihan teknis, tapi ruang pembinaan jiwa negarawan yang rela berkorban demi rakyat, bukan menjadikan rakyat sebagai objek kekuasaan.
“Dalam Islam, pemimpin itu pelayan umat, bukan penguasa yang hidup di atas penderitaan orang kecil,” ujar Prayogi.
Pilar Kebangsaan Butuh Fondasi Spiritual
Partai X menegaskan, generasi muda memang tulang punggung bangsa, tetapi tanpa role model yang berakhlak dan sistem yang adil, mereka hanya akan diwarisi beban sistem rusak. Dalam Islam, perubahan besar dimulai dari perbaikan kepemimpinan, bukan dari ceramah kosong.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Partai X menyerukan agar negara mewujudkan keadilan sosial, bukan sekadar menyuarakannya. Barulah Empat Pilar bisa menjadi kekuatan hidup dalam jiwa rakyat, bukan sekadar hafalan tanpa makna.