Sekolah Direhab, Tapi Akal Dibiarkan Usang: Dalam Islam, Pendidikan Adalah Amanah, Bukan Hiasan

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id – Pemerintah berencana merehabilitasi lebih dari 10 ribu sekolah mulai Juli 2025. Langkah ini dipuji sebagai strategi “Quick Win” Presiden Prabowo Subianto. Namun dari kacamata Islam, pertanyaan mendasar harus diajukan: apakah pembangunan fisik akan diiringi dengan pembangunan akhlak, adab, dan akal umat?

Islam memandang pendidikan bukan sebagai proyek visual, tetapi sebagai amanah besar untuk membentuk manusia beriman, berilmu, dan beradab. Maka, memoles dinding kelas tanpa memperbaiki substansi pelajaran adalah pengkhianatan terhadap ruh pendidikan.

Partai X: Bangunan Bagus Tak Menjamin Akal Sehat

Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menekankan bahwa revitalisasi sekolah tak boleh berhenti pada tembok dan smart TV.

“Kalau yang direhab hanya tembok dan TV digital, sementara kurikulum masih tumpul dan guru belum sejahtera, itu artinya rakyat cuma dikasih kulit, bukan isi,” tegasnya.

Dalam Islam, ilmu adalah cahaya, bukan layar digital. Cahaya itu tidak datang dari kecanggihan teknologi, tapi dari kurikulum yang menggugah nalar, guru yang adil, dan sistem yang menumbuhkan akhlak serta keberanian berpikir.

Islam: Pendidikan adalah Jalan Menuju Kebangkitan Umat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya para ulama itu pewaris para nabi.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Lalu bagaimana jika para guru tak dihargai, kurikulum hanya memproduksi pekerja patuh, dan sekolah menjadi alat legitimasi kekuasaan? Itu bukan pendidikan Islam, melainkan mesin perpanjangan status quo.

Sekolah dalam Islam harus membangun tiga hal:

  1. Akal yang kritis,
  2. Hati yang bersih,
  3. Tangan yang bekerja untuk umat.

Solusi Partai X: Pendidikan untuk Melahirkan Pemimpin Beriman

Partai X mengusulkan reformasi kurikulum berbasis nilai-nilai Islam dan kebangsaan, bukan sekadar penguasaan teknologi:

  1. Pendidikan politik sejak dini, agar siswa memahami hak rakyat dan peran pemerintah.
  2. Reformasi kurikulum, agar membangun nalar kritis, bukan hanya menghafal materi.
  3. Sekolah Negarawan sebagai model pendidikan untuk melahirkan pemimpin yang adil, jujur, dan sadar konstitusi.

“Negara yang besar bukan diukur dari smart TV di kelas, tapi dari kecerdasan moral rakyatnya.”  kutipan internal Partai X

Cat Tak Bisa Mengecat Akal yang Kosong

Islam tidak mengenal pendidikan kosmetik. Gedung boleh tinggi, tapi jika isi pelajaran menjauhkan dari nilai-nilai Ilahi dan realitas sosial, maka itu adalah kemunduran yang dibungkus kemajuan.

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kamu…” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Partai X mengingatkan: rakyat adalah pemilik sekolah, pemilik negara, dan pemilik masa depan. Jangan biarkan pembangunan hanya menambal tembok, sementara lubang dalam pikiran dan hati siswa dibiarkan menganga.

Share This Article