Naikkan Tarif Ojol 15 Persen di Tengah Lesunya Ekonomi? Islam: Pemerintah Wajib Cabut Akar Ketimpangan

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id – Kenaikan tarif ojek online (ojol) hingga 15 persen yang direncanakan Kementerian Perhubungan menuai kritik tajam, termasuk dari sudut pandang Islam. Dalam sistem Islam, pemerintah tidak boleh sekadar menjadi “pencatat harga”, tapi harus menjadi penjaga keadilan dan pelindung umat.

Kebijakan tarif baru ini didasarkan pada regulasi lama yang belum diperbarui selama tiga tahun. Namun dalam kondisi rakyat sedang menjerit akibat melemahnya daya beli, kebijakan ini justru berpotensi menambah beban hidup, bukan mengurangi.

Islam: Pemimpin Itu Pelindung, Bukan Penerus Ketimpangan Pasar

Dalam Islam, fungsi pemerintah bukan hanya sebagai fasilitator ekonomi, tapi juga penjamin keadilan sosial. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Pemimpin adalah penggembala, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kenaikan tarif ojol tanpa menyentuh akar masalah ketimpangan, seperti potongan aplikator yang mencekik dan status kerja yang tak jelas, hanya akan menyisakan derita bagi dua pihak: pengemudi dan penumpang.

Islam Serukan: Cabut Akar Ketimpangan, Tegakkan Keadilan

Islam tidak membiarkan hubungan ekonomi yang eksploitatif dan tak seimbang. Negara wajib hadir mengatur relasi antara aplikator dan driver ojol agar bersifat syar’i dan adil. Potongan sepihak hingga 20%–30% dari aplikator adalah bentuk kezaliman ekonomi yang harus dihapus.

Islam menyerukan agar:

  • Status kerja driver dipastikan agar mendapat hak layak seperti jaminan sosial (kifalah).
  • Potongan aplikator dibatasi dalam kerangka keadilan muamalah.
  • Pemerintah mengatur, bukan tunduk pada pasar digital yang eksploitatif.

“Allah telah mengharamkan atas kalian (melakukan) kezaliman, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim)

Islam Hadir Sebagai Himayah, Bukan Sekadar Regulator Angka

Jika pengemudi ojol adalah pihak yang tertindas dalam sistem ekonomi digital saat ini, maka wajib membela mereka, bukan justru membebani melalui tarif yang makin tak terjangkau.

Kebijakan jangka pendek yang tidak berangkat dari keadilan dan keberpihakan hanya akan menambah pengangguran, menurunkan jumlah order, dan menggerus kepercayaan rakyat pada negara.

Seruan Islam: Bukan Naikkan Harga Ojol, Tapi Turunkan Ketimpangan

Islam memandang bahwa keberanian pemimpin bukan diukur dari keberaniannya seperti menaikkan harga tarif ojol, tetapi dari komitmennya menegakkan amanah rakyat.

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad)

Share This Article