DPRD Mau Tambah Jabatan Tanpa Tanya? Islam: Kekuasaan Itu Amanah Umat, Bukan Kursi Warisan Pejabat!

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id – Rencana memperpanjang masa jabatan anggota DPRD menuai sorotan publik. Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizami Karsayuda, menyebut bahwa perpanjangan adalah opsi menyusul putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memisahkan pemilu nasional dan daerah. Karena tidak mungkin mengangkat penjabat DPRD seperti kepala daerah, maka diperpanjanglah masa jabatan.

Namun dari sudut pandang Islam, kekuasaan bukan milik pejabat, apalagi bisa diperpanjang sepihak tanpa persetujuan rakyat. Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi menyentuh akar prinsip: siapa pemilik sah kekuasaan?

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Kekuasaan Adalah Amanah, Bukan Warisan Elite”

Khutbah I

الحمد لله…

Segala puji bagi Allah ﷻ, Tuhan semesta alam. Dialah pemilik kekuasaan yang hakiki. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Kita bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad ﷺ adalah hamba serta utusan-Nya.

Amma ba’du…

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Akhir-akhir ini kita mendengar kabar bahwa sebagian anggota dewan mengusulkan perpanjangan masa jabatan DPRD tanpa pemilu, dengan alasan keputusan Mahkamah Konstitusi. Mereka menyebut, rakyat tidak perlu memilih ulang, cukup diperpanjang saja.

Pertanyaannya adalah: Apakah kekuasaan itu milik pejabat atau milik umat?
Apakah jabatan itu bisa diperpanjang semaunya tanpa persetujuan rakyat?

Dalam Islam, jawabannya jelas: kekuasaan adalah amanah. Bukan hak pribadi, warisan keluarga, atau hanya kenyamanan elite.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika rakyat telah memilih lima tahun, lalu diperpanjang tanpa tanya, tanpa izin, tanpa pemilu, maka itu adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah.

Menolak Kekuasaan yang Tidak Sah

Ma’asyiral Muslimin,

Rasulullah ﷺ sangat keras dalam memperingatkan orang yang mencari jabatan tanpa hak. Bahkan beliau berkata kepada sahabat:

“Janganlah kamu meminta jabatan. Jika kamu diberi karena permintaanmu, maka kamu akan dibiarkan (menanggung sendiri), tapi jika kamu diberi tanpa memintanya, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR. Muslim)

Bagaimana jika jabatan itu bukan hanya diminta, tapi diperpanjang sendiri tanpa persetujuan umat? Bagaimana jika rakyat diam karena tidak tahu, sementara kekuasaan terus dikunci?

Ini bukan hanya kecurangan kekuasaan, tapi juga kezaliman terhadap amanah Allah dan pengkhianatan terhadap hak umat.

Khutbah II

الحمد لله…

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Islam adalah agama yang meletakkan syura (musyawarah) dan keridhaan umat sebagai pilar dalam pengambilan keputusan.

Allah ﷻ berfirman:
“Dan urusan mereka (umat Islam) diputuskan dengan musyawarah di antara mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)

Karena itu, tidak boleh ada satu pun jabatan kekuasaan yang diperpanjang tanpa suara umat. Pemerintah dan wakil rakyat tidak berhak menambah masa jabatannya sendiri, karena kekuasaan bukan milik mereka tetapi titipan dari rakyat, dan amanah dari Allah.

Kalau pun ada alasan teknis, harus tetap ada konsultasi publik, referendum, dan keterlibatan rakyat.

Seruan Islam: Jangan Wariskan Kursi Tanpa Amanah

Partai X dengan lantang menyatakan bahwa rakyat bukan objek kekuasaan, tetapi pemiliknya. Dan Islam lebih tegas dari itu: Siapa yang mengambil kekuasaan tanpa hak, kelak akan dibebani api neraka.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia menipu mereka, maka Allah akan mengharamkan surga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jangan sampai para wakil rakyat tergoda mempertahankan kursi dengan dalih “situasi darurat” atau “putusan teknis”, sementara mereka menutup pintu partisipasi rakyat.

Doa dan Harapan

Ya Allah, berikanlah kepada kami pemimpin yang adil dan takut kepada-Mu, jauhkan negeri ini dari para penguasa yang curang, yang mengkhianati amanah, dan yang memperpanjang jabatan tanpa izin umat, jadikan kami rakyat yang cerdas, berani menyuarakan kebenaran, dan tidak tunduk pada kezaliman.

“Ya Allah, pimpinlah kami dengan pemimpin yang terbaik, dan jauhkan kami dari pemimpin yang jahat.” Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Share This Article