Wapres Ajak Pilah Sampah, Tapi Di Mana Tanggung Jawab Negara sebagai Khalifah di Bumi?

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id  – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengajak masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah masing-masing. Menurutnya, kebiasaan ini akan mendukung efektivitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dalam menyelesaikan persoalan sampah dan energi di Indonesia.

Dalam sebuah acara bersama komunitas muda, Gibran menyebut generasi muda sebagai motor perubahan yang dapat menumbuhkan budaya hidup bersih dan peduli lingkungan sejak dini.

Namun, ajakan ini menuai kritik dari Partai X, yang menilai bahwa kebijakan seperti ini harus lebih berpihak kepada keadilan rakyat dan tidak sekadar menjadi dalih memperlancar proyek-proyek yang tidak transparan.

Partai X: Jangan Pilah Rakyat Demi Proyek Energi

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R. Saputra, mengingatkan bahwa semangat memilah sampah tidak boleh dibalikkan menjadi beban rakyat.

“Kebijakan pengelolaan lingkungan harus adil. Jangan sampai rakyat kecil disuruh memilah sampah hanya demi efisiensi korporasi atau proyek PLTSa,” ujarnya.

Islam mengajarkan bahwa segala bentuk pembangunan harus menghindari kezaliman. Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu saling memakan harta di antara kamu dengan cara yang batil.”
(QS. Al-Baqarah: 188)

Jika rakyat diminta patuh tanpa diberi fasilitas, pendidikan, atau kejelasan tanggung jawab, maka yang terjadi adalah ketimpangan, bukan kolaborasi.

Keadilan Ekologis: Nilai Islam yang Terlupakan

Bagi Partai X, pengelolaan sampah dan energi bukan semata urusan teknis, tapi menyentuh aspek keadilan sosial dan ekologis yang seharusnya menjadi dasar setiap kebijakan negara.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya bumi adalah amanah, maka siapa yang merusaknya, baginya dosa.” (HR. Ahmad)

Oleh karena itu, proyek pengelolaan sampah seperti PLTSa harus dilakukan dengan transparan, melibatkan rakyat, dan tidak menjadikan mereka sekadar objek kebijakan.

Solusi Islami ala Partai X: Masyarakat sebagai Subjek, Bukan Objek

Partai X mendukung sistem pemilahan sampah yang terdesentralisasi dan partisipatif. Beberapa solusi yang ditawarkan antara lain:

  1. Fasilitas Kompos dan Daur Ulang Berbasis Masjid dan Komunitas
    Masjid dan lembaga keumatan dijadikan pusat edukasi dan aksi pengelolaan lingkungan.
  2. Insentif Ekonomi untuk Pemulung dan Bank Sampah
    Memberikan dukungan riil kepada pelaku lapangan yang selama ini menjadi ujung tombak pengelolaan sampah.
  3. Terapkan Prinsip Mas’uliyah (Tanggung Jawab Produsen)
    Perusahaan wajib bertanggung jawab atas limbah yang mereka hasilkan, sebagaimana ajaran Islam tentang hak dan kewajiban.
  4. Transparansi Anggaran dan Audit Sosial
    Umat berhak tahu ke mana anggaran PLTSa digunakan dan apakah manfaatnya benar sampai ke masyarakat.

Penutup: Islam Menghendaki Partisipasi, Bukan Pemaksaan

Partai X mengingatkan bahwa dalam Islam, rakyat bukan sekadar penerima kebijakan, tetapi mitra aktif dalam membangun peradaban. Kebijakan yang tidak adil, meski dikemas dengan narasi lingkungan, tetap akan menimbulkan kesenjangan.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)

“Kalau rakyat hanya diminta patuh tanpa diberdayakan, itu bukan ajaran Islam. Itu bentuk pemaksaan yang tidak berkah,” tutup Prayogi.

Share This Article