Sri Mulyani Dikritik “Sesat” hingga “Sales IMF”, Islam Ingatkan: Pemimpin Harus Bela Rakyat, Bukan Kreditur Asing

muslimX
By muslimX
2 Min Read

muslimx.id – Nama Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali jadi sorotan. Ia dipuji di panggung internasional, tapi di dalam negeri menuai kritik tajam. Ketua MPR Zulkifli Hasan pernah menyebutnya “sesat” karena lebih mementingkan pembayaran utang ketimbang belanja rakyat. Sementara ekonom senior Rizal Ramli menudingnya sebagai “Sales Promotion Girl IMF Bank Dunia” yang lebih menjaga kepentingan kreditur global ketimbang kepentingan rakyat Indonesia.

Kritik ini menyinggung persoalan mendasar: apakah kebijakan fiskal pemerintah berpihak kepada rakyat, atau justru menjadi alat menjaga kepentingan asing?

Islam Mengingatkan Pemimpin Adalah Amanah

Dalam Islam, seorang pemimpin dituntut untuk menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil…”
(QS. An-Nisa: 58)

Ayat ini menegaskan bahwa amanah kepemimpinan termasuk mengelola keuangan negara harus dijalankan dengan keadilan, bukan tunduk pada kepentingan asing.

Islam juga memperingatkan keras soal utang. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jiwa seorang mukmin itu tergantung dengan utangnya hingga dilunasi.”
(HR. Tirmidzi, no. 1078)

Hadits ini mengingatkan bahwa utang bukanlah perkara ringan, apalagi jika membuat negara terikat pada syarat-syarat lembaga asing yang justru menjerat rakyat.

Pemimpin yang Khianat Akan Dilaknat

Nabi Muhammad ﷺ juga bersabda:

“Tidaklah seorang hamba yang Allah jadikan pemimpin atas rakyat, kemudian ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah haramkan surga atasnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini tegas: seorang pemimpin yang lebih mementingkan kepentingan lain apalagi asing dibanding rakyatnya sendiri, berarti berkhianat terhadap amanah.

Menjaga Kedaulatan Ekonomi adalah Kewajiban

Kritik dari Ketua MPR dan Rizal Ramli menunjukkan keresahan: utang yang membengkak dan orientasi kebijakan yang terlalu condong pada lembaga global berisiko mengorbankan rakyat. Islam mengajarkan bahwa kedaulatan ekonomi dan perlindungan harta rakyat adalah bagian dari amanah yang wajib dijaga pemimpin.

Maka pertanyaan publik yang muncul sangat relevan: apakah Menteri Keuangan benar-benar membela rakyat Indonesia, atau justru menjadi penjaga kepentingan kreditur asing?

Share This Article