muslimx.id – Pemerintah berencana membangun gedung 40 lantai di bekas lahan Kedutaan Besar Inggris, Bundaran HI, Jakarta Pusat. Gedung tersebut akan dijadikan pusat pengelolaan dana umat nasional dengan potensi mencapai Rp500 triliun per tahun.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa selama ini tata kelola wakaf di Indonesia masih lemah, literasi umat kurang, hingga terkendala legalitas tanah wakaf. Sementara itu, Presiden Prabowo menilai potensi dana umat sangat besar, namun pengelolaannya belum optimal.
Islam Ingatkan Amanah dan Prioritas Rakyat
Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan adil. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil…” (QS. An-Nisa: 58).
Ayat ini menegaskan, pemimpin wajib memastikan rakyat mendapatkan haknya lebih dahulu. Bukan sekadar membangun gedung megah, tetapi membangun kesejahteraan umat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Imam (pemimpin) adalah pengurus dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini mengingatkan, tanggung jawab seorang pemimpin bukanlah tingginya bangunan, melainkan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat: pangan, pendidikan, dan kesehatan.
Kritik dan Tuntutan dari Umat
Sejumlah pihak, termasuk Partai X, mengingatkan bahwa gedung 40 lantai bukan solusi jika rakyat masih terhimpit beban ekonomi. “Gedung boleh menjulang, tapi rakyat jangan tetap tercekik,” ujar Rinto Setiyawan, Anggota Majelis Tinggi Partai X.
Menurutnya, dana umat harus diarahkan pada program nyata yang menyentuh kehidupan rakyat, seperti pendidikan gratis, layanan kesehatan murah, serta akses pangan yang terjangkau. Transparansi dan akuntabilitas juga wajib dijaga agar dana umat tidak hanya jadi simbol tanpa manfaat.
Islam Dorong Pembangunan untuk Keadilan
Islam mengajarkan pembangunan harus berorientasi pada kemaslahatan umat. Allah SWT berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (QS. Al-Maidah: 2).
Membangun kesejahteraan rakyat adalah bentuk kebajikan dan ketaatan, sementara membiarkan rakyat miskin di tengah proyek megah adalah pengkhianatan terhadap amanah.
Pemerintah boleh saja membangun gedung tinggi sebagai simbol, tetapi Islam menekankan bahwa prioritas terbesar adalah membangun keadilan sosial, kesejahteraan ekonomi, dan rasa aman di tengah masyarakat. Tanpa itu, megaproyek hanyalah ilusi kemajuan, bukan bukti nyata keberpihakan kepada umat.