Kekacauan Publik Akibat Deepfake, Islam Ingatkan: Jangan Korbankan Rakyat dengan Fitnah dan Manipulasi Teknologi!

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.id — Potongan video yang menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani seolah berkata “guru adalah beban negara” sempat mengguncang publik. Media sosial dipenuhi kecaman dan kekecewaan, meskipun belakangan terbukti bahwa video tersebut palsu, hasil rekayasa digital deepfake. Kementerian Keuangan membantah, bahkan Sri Mulyani mengunggah klarifikasi, tetapi klarifikasi itu kalah cepat dari hoaks yang lebih dulu menyebar luas.

Fenomena ini menunjukkan betapa fitnah digital lebih cepat dipercaya ketimbang fakta. Video manipulatif itu menyentuh keresahan lama tentang rendahnya kesejahteraan guru dan ketidakadilan pendidikan, sehingga publik mudah terbakar emosi. Di sinilah bahaya besar deepfake, ia tidak hanya menipu mata, tetapi juga menyalakan bara ketidakadilan sosial.

Perspektif Islam: Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan

Islam telah mengingatkan umat agar menjauhi fitnah. Allah SWT berfirman:

“…fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah: 191)

Ayat ini menunjukkan bahwa fitnah  termasuk melalui rekayasa digital dapat menghancurkan kepercayaan, merusak persatuan, bahkan menjerumuskan masyarakat dalam kekacauan. Hoaks dan manipulasi teknologi yang merugikan rakyat jelas bertentangan dengan ajaran Islam.

Pemimpin Wajib Menjaga Kebenaran

Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah. Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang pemimpin adalah pengurus rakyat, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini mengingatkan bahwa negara tidak boleh membiarkan rakyat menjadi korban manipulasi teknologi. Pemerintah wajib hadir dengan kebijakan tegas melindungi kebenaran dan memastikan rakyat tidak lagi dipermainkan oleh algoritma yang menyesatkan.

Solusi Menurut Islam dan Amanat Konstitusi

Islam menekankan pentingnya tabayyun (klarifikasi) sebelum menyebarkan informasi. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian seorang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatan itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)

Ayat ini relevan dengan fenomena deepfake hari ini: umat dituntut bijak memverifikasi informasi sebelum bereaksi. Negara pun wajib memperkuat literasi digital, pengawasan informasi, serta membangun sistem yang melindungi rakyat dari fitnah modern.

Kekacauan akibat deepfake menjadi peringatan keras bagi bangsa. Islam menegaskan jangan korbankan rakyat dengan fitnah dan manipulasi teknologi. Kebenaran harus dijaga, keadilan harus ditegakkan, dan pemimpin wajib mengemban amanah sebagai pelayan rakyat, bukan membiarkan mereka terjerumus dalam kebohongan digital.

Share This Article