muslimx.id – Demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI pada Senin, 25 Agustus 2025 berakhir ricuh. Massa mendesak barikade beton dan berhadapan langsung dengan aparat kepolisian. Sejumlah peserta aksi terluka akibat benturan. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto dan tol dalam kota sempat lumpuh.
Islam dan Prinsip Mendengar Aspirasi
Islam mengajarkan bahwa pemimpin wajib mendengar keluhan rakyatnya. Allah SWT berfirman dalam Surah Asy-Syura (42:38):
“…dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka…” (QS. Asy-Syura: 38).
Ayat ini menegaskan bahwa aspirasi rakyat harus ditempatkan sebagai dasar pengambilan keputusan, bukan ditekan dengan barikade, tameng, atau gas air mata.
Rasulullah SAW adalah teladan dalam memimpin. Beliau mendengarkan keluhan umat, bahkan yang paling sederhana sekalipun. Dalam hadits disebutkan:
“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian…” (HR. Muslim).
Pemimpin yang justru membuat rakyat berdarah di jalanan demi menjaga gedung kekuasaan berarti gagal memahami prinsip kepemimpinan dalam Islam: melayani, bukan menindas.
Kritik Partai X: Barikade Dijaga, Rakyat Terluka
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menyayangkan cara negara menangani aspirasi rakyat. Ia menegaskan, tugas negara itu tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat.
“Sayangnya, yang dijaga justru barikade beton. Sedangkan rakyat dibiarkan berdarah di jalan,” ujarnya.
Menurut Partai X, rakyat adalah pemilik kedaulatan. Pemerintah hanya pelayan, bukan penguasa. Jika rakyat bersuara lewat demonstrasi, negara seharusnya hadir dengan telinga dan dialog, bukan dengan tameng dan gas air mata.
Aparat yang lebih sibuk menjaga simbol kekuasaan ketimbang keselamatan rakyat sedang melupakan tugas utama negara. Demonstrasi ricuh hanyalah gejala dari kerusakan sistem yang membuat rakyat kehilangan rasa dilindungi.
Seruan Partai X untuk Perubahan Sistem
Partai X menilai kericuhan hanyalah puncak gunung es. Sistem negara harus diperbaiki dengan langkah nyata:
- Amandemen Kelima UUD 1945 untuk mengembalikan kedaulatan rakyat sepenuhnya.
- Pemisahan negara dan rezim, agar rezim jatuh tidak menyeret negara.
- Reformasi hukum agar keadilan tidak bisa dibeli.
- Transformasi birokrasi digital untuk memangkas rantai korupsi.
- Pendidikan politik generasi muda, agar rakyat paham hak dan kewajibannya.
Penutup: Jangan Biarkan Rakyat Jadi Korban
Kericuhan demonstrasi adalah alarm bahwa negara sedang salah arah. Islam mengingatkan bahwa amanah kepemimpinan bukan menjaga beton dan gedung megah, tetapi menjaga hati, darah, dan nyawa rakyat.
Jika rakyat terus dijawab dengan gas air mata, negara hanya akan semakin kehilangan kepercayaan. Keadilan, amanah, dan dialog harus kembali ditegakkan agar rakyat merasa dihargai sebagai pemilik kedaulatan sejati.