muslimx.id – Khutbah kali ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang memegang amanah kekuasaan agar tidak menjadikan jabatan sebagai sarana memperkaya diri, sebab pemimpin tamak setiap tindakan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah besar yang menuntut pemimpin untuk mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)
Khutbah menegaskan bahwa pemimpin yang tamak, yang menjadikan jabatan sebagai ladang harta, sama saja dengan mengkhianati amanah Allah.
Ancaman Bagi Pemimpin Tamak yang Menipu Rakyat
Rasulullah ﷺ memperingatkan dengan tegas dalam sabdanya:
“Tidaklah seorang pemimpin yang menguasai rakyat dari kaum Muslimin, lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah haramkan baginya surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa ketamakan seorang pemimpin yang mengkhianati rakyat bukan hanya dosa besar, tetapi juga ancaman nyata yang menutup jalan menuju surga.
Ketamakan Melahirkan Kezaliman
Khutbah juga menekankan bahwa ketamakan penguasa sering melahirkan kebijakan zalim: korupsi, manipulasi, penguasaan sumber daya untuk kepentingan kelompok tertentu, hingga pajak atau pungutan yang mencekik rakyat. Semua itu berawal dari sifat tamak yang dilarang dalam Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada penyakit yang lebih berbahaya daripada ketamakan dan ambisi yang berlebihan terhadap harta dan kedudukan.” (HR. Ahmad)
Khutbah mengingatkan bahwa setiap pemimpin akan diadili di hadapan Allah SWT atas kebijakan dan tindakannya selama memimpin. Nabi ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, pemimpin yang tamak akan dimintai pertanggungjawaban, bukan hanya dari rakyatnya di dunia, tetapi juga langsung dari Allah di akhirat.
Penutup dan Doa
Khutbah Jumat 16 Agustus 2025 ini menegaskan bahwa pemimpin yang tamak hanyalah akan menuai kerusakan bagi rakyatnya dan mendatangkan murka Allah. Umat Islam diajak untuk senantiasa mengingatkan pemimpin agar menjauhi sifat tamak, sekaligus mendoakan agar negeri ini dianugerahi pemimpin yang amanah, jujur, dan penuh kasih sayang kepada rakyat.
Allahumma la tusallith ‘alainā man lā yakhāfuka wa lā yarhamunā.
Ya Allah, jangan Engkau jadikan pemimpin bagi kami orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak menyayangi kami.
Ya Allah, jauhkan negeri ini dari pemimpin yang tamak, rakus harta, dan haus kekuasaan.
Karuniakan kepada kami pemimpin yang amanah, adil, dan mencintai rakyatnya.
Jadikan kepemimpinan sebagai jalan menuju keberkahan, bukan jalan menuju kezaliman.