muslimx.id – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas meninggalnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, yang tewas setelah kendaraan taktis Brimob melindasnya saat kerusuhan demonstrasi di sekitar Kompleks Parlemen, Kamis (28/8) malam.
Presiden berjanji pemerintah akan menjamin kehidupan keluarga korban. Namun, pernyataan belasungkawa belum menjawab tuntutan publik akan akuntabilitas hukum. Tujuh anggota Satbrimob memang diperiksa, tetapi rakyat menuntut keadilan nyata, bukan sekadar janji.
Kritik Partai X: Negara Gagal Melindungi Rakyat
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Rinto Setiyawan, menegaskan tragedi tewasnya saudara Affan selaku ojol ini menunjukkan lemahnya fungsi negara dalam melindungi rakyat.
“Tugas negara itu hanya tiga yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Jika rakyat justru mati di tangan aparat, maka negara telah gagal menjalankan fungsi paling mendasar,” ujarnya.
Rinto menambahkan, duka cita tidak cukup tanpa langkah hukum yang transparan. Negara seharusnya hadir sebagai pelindung, bukan sebagai penyebab penderitaan rakyatnya.
Sudut Pandang Islam: Darah Seorang Muslim Terlalu Berharga
Dalam pandangan Islam, darah seorang Muslim sangatlah mulia. Rasulullah SAW bersabda:
“Hilangnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang Muslim tanpa hak.” (HR. Tirmidzi).
Al-Qur’an juga menegaskan:
“Barangsiapa membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.” (QS. Al-Maidah: 32).
Artinya, aparat negara yang menumpahkan darah rakyat akan dimintai pertanggungjawaban, baik di dunia maupun di akhirat. Tidak cukup sekadar memberi santunan yang lebih penting adalah menegakkan keadilan atas nyawa yang terenggut.
Solusi Partai X: Dari Belasungkawa ke Reformasi Nyata
Partai X menawarkan beberapa solusi agar tragedi serupa tidak terulang:
- Reformasi hukum berbasis kepakaran, hukum harus independen, tidak tunduk pada kekuasaan.
- Transformasi birokrasi digital, memastikan transparansi dalam penegakan hukum dan mengurangi penyalahgunaan wewenang.
- Pembentukan Dewan Keamanan Independen, fokus pada perlindungan rakyat, bukan semata kepentingan rezim.
- Pendidikan politik rakyat, agar masyarakat paham hak konstitusional dan mampu mengawal keadilan.
- Pemisahan tegas negara dan pemerintah, agar negara tidak runtuh bersama rezim yang gagal.
Penutup: Nyawa Tak Bisa Ditebus dengan Janji
Partai X menegaskan, duka cita tak boleh berhenti di ucapan belasungkawa. Nyawa seorang rakyat tidak bisa ditebus dengan janji atau santunan, tetapi dengan tegaknya keadilan.
Islam mengajarkan bahwa pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap rakyat yang menjadi korban kelalaiannya. Negara yang membiarkan darah rakyat tumpah tanpa keadilan, sejatinya sedang mengkhianati amanah Allah.
Duka rakyat menuntut keadilan. Jika hukum hanya jadi alat kekuasaan, maka tragedi akan terus berulang. Negara wajib kembali pada amanah ilahi yaitu melindungi setiap nyawa rakyatnya.