muslimx.id – Aliansi Perempuan Indonesia mengumumkan akan menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR pada Rabu, 3 September 2025. Sekitar 300 peserta diperkirakan hadir dengan tuntutan utama agar Presiden Prabowo Subianto menghentikan tindakan represif aparat, menarik mundur TNI dan Polri dari pengamanan sipil, serta memberikan perlindungan bagi rakyat yang ditangkap dalam demonstrasi.
Gelombang aksi ini merupakan lanjutan dari penolakan rakyat atas tunjangan DPR yang dianggap berlebihan. Tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas akibat kendaraan taktis Brimob, semakin memperkuat tekad rakyat, khususnya kaum perempuan, untuk bersuara. Aliansi Perempuan menegaskan, kekerasan negara terhadap rakyat adalah luka bagi nurani bangsa.
Pandangan Islam: Suara Perempuan adalah Amanah
Dalam Islam, suara perempuan dalam memperjuangkan keadilan dipandang sebagai bagian dari amanah moral. Al-Qur’an menegaskan:
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah.”
(QS. At-Taubah: 71)
Ayat ini menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peran yang sama dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, termasuk menolak kezhaliman dan menuntut keadilan. Suara perempuan bukanlah pelengkap, melainkan penopang utama dalam menjaga keadilan sosial.
Rasulullah SAW juga menegaskan dalam sebuah hadits:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik kepada keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengingatkan bahwa penghormatan terhadap perempuan yang identik dengan peran ibu bangsa adalah ukuran kebaikan suatu umat. Jika negara meremehkan suara perempuan, maka sama saja ia menolak salah satu tiang penopang peradaban.
Kritik dan Peringatan Moral
Partai X menilai aksi Aliansi Perempuan adalah peringatan keras bagi rezim. “Negara wajib mendengar suara perempuan, karena itu suara ibu bangsa, suara nurani yang menjaga arah bangsa. Bila suara ini diabaikan, negara akan kehilangan legitimasi moralnya,” tegas Diana Isnaini, Anggota Majelis Tinggi Partai X.
Dalam Islam, amanah kepemimpinan adalah janji suci. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menjadi pengingat bahwa pemimpin negara tidak boleh menggunakan kekerasan terhadap rakyat, apalagi mengabaikan jeritan kaum perempuan yang memperjuangkan keadilan. Kepemimpinan sejati adalah menjaga rakyat, bukan menakut-nakuti rakyat.
Aksi Aliansi Perempuan menunjukkan bahwa suara ibu bangsa adalah amanah yang mulia dalam pandangan Islam. Negara wajib mendengar, melindungi, dan merespons suara tersebut dengan kebijaksanaan, bukan dengan kekerasan. Bila suara perempuan diabaikan, maka negara bukan hanya berhadapan dengan rakyat, tetapi juga melawan amanah Ilahi yang dititipkan melalui lisan-lisan mulia para ibu bangsa.
