muslimx.id — Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bergerak dari Depok menuju Gedung DPR RI pada Selasa, 9 September 2025. Aksi ini merupakan tindak lanjut dari gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat, di mana dari 17 tuntutan jangka pendek, hanya tiga poin yang dipenuhi pemerintah.
Menurut Kepala Departemen Kajian Strategis BEM UI 2025, Diallo Hujanbiru, pencapaian yang ada hanya sebatas pembekuan kenaikan gaji DPR, transparansi anggaran fasilitas dewan, serta dorongan pemeriksaan anggota dewan bermasalah. Empat belas tuntutan lainnya mulai dari perlindungan sosial, keadilan ekonomi, hingga penghentian kriminalisasi aktivis masih diabaikan.
Mahasiswa mengenakan kaos hitam sebagai simbol duka, mengenang kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob saat aksi 28 Agustus 2025. “Aksi ini bukan sekadar tuntutan, tapi juga solidaritas terhadap rakyat yang tertindas,” tegas Diallo.
Kritik Partai X: Tuntutan Rakyat Jangan Diabaikan
Menanggapi hal ini, Prayogi R. Saputra, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, menegaskan bahwa negara jangan abai terhadap suara rakyat.
“Tugas negara jelas yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Tuntutan mahasiswa UI adalah suara rakyat yang kecewa. Pemerintah wajib mendengar, bukan menutup telinga,” ujarnya.
Menurut Partai X, kekuasaan tanpa keberpihakan kepada rakyat adalah pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Aksi mahasiswa ini adalah cermin kegagalan negara menempatkan rakyat sebagai pusat kebijakan.
Pandangan Islam: Suara Rakyat adalah Amanah
Islam menegaskan bahwa suara rakyat adalah amanah. Mengabaikan jeritan rakyat sama saja dengan menolak peringatan Allah. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka…” (QS. Hud: 113)
Ayat ini mengingatkan bahwa berpihak pada kekuasaan yang zalim adalah kesalahan besar. Rasulullah SAW juga bersabda:
“Sebaik-baik jihad adalah menyampaikan kebenaran dihadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Hadits ini menegaskan bahwa gerakan mahasiswa yang menegakkan kebenaran dan menuntut keadilan adalah bagian dari jihad sosial.
Solusi Partai X
Partai X mendorong langkah solutif, bukan sekadar wacana:
- Dialog terbuka antara pemerintah, DPR, dan mahasiswa.
- Transparansi kebijakan publik, terutama anggaran dan fasilitas pejabat.
- Evaluasi total kebijakan yang merugikan rakyat.
- Pendidikan rakyat berbasis Pancasila dan nilai keadilan Islam, agar demokrasi tidak sebatas formalitas.
Penutup: Pemimpin adalah Pelayan bukan Penguasa
Aksi mahasiswa UI adalah peringatan keras bagi pemerintah. Selama tuntutan rakyat diabaikan, gelombang protes akan terus bergulir.
Islam mengajarkan bahwa pemimpin adalah pelayan, bukan penguasa. Negara harus kembali melindungi, melayani, dan mengatur rakyat dengan adil. Jika tidak, sejarah dan Allah SWT akan mencatat siapa yang berpihak pada rakyat, dan siapa yang menutup mata terhadap penderitaan mereka.