Pemerintah Stop Impor Gula, Islam Ingatkan Stop Impor Gula Harus Lindungi Petani dan Rakyat

muslimX
By muslimX
3 Min Read

muslimx.idPemerintah memutuskan menghentikan impor gula kristal putih (GKP) mulai pertengahan tahun ini. Keputusan itu diambil setelah rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin Menko Pangan Zulkifli Hasan pada 11 September 2025. 

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut, kebutuhan 200 ribu ton gula rafinasi yang biasanya diimpor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Pemerintah pun meminta BUMN pangan dan sektor swasta menyerap hasil panen petani secara bertahap.

Kritik Partai X: Kebijakan Jangan Setengah Hati

Partai X menyambut positif langkah pemerintah, tetapi memberi peringatan keras agar kebijakan ini tidak berhenti pada jargon dukungan petani. Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa penghentian impor harus diikuti pengendalian harga di pasar.

Menurutnya, petani boleh tersenyum karena hasil panen terserap, tetapi rakyat jangan terlupakan. Jika kebijakan hanya menguntungkan petani tanpa menjaga harga di pasar, maka konsumen akan menanggung beban. Inilah yang disebut kebijakan setengah hati menolong satu pihak, tetapi melukai pihak lain.

Sudut Pandang Islam: Keadilan dalam Ekonomi Harus Menyentuh Semua Pihak

Islam menekankan pentingnya keadilan dalam kebijakan ekonomi. Allah berfirman:

“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya.” (QS. Al-An’am: 152)

Ayat ini menegaskan, distribusi pangan tidak boleh dimonopoli atau dimanfaatkan untuk permainan harga. Pemimpin harus menjaga keseimbangan agar petani tidak dirugikan dan rakyat tidak terbebani. Islam melarang kebijakan yang hanya menguntungkan satu golongan tetapi menzalimi golongan lain.

Solusi Partai X: Dari Hentikan Impor ke Tata Kelola Pangan yang Adil dan Transparan

Partai X menawarkan empat solusi konkret agar kebijakan ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar menghadirkan kesejahteraan:

  1. Serapan panen petani dengan harga wajar agar petani tidak dirugikan dan tetap mendapat keuntungan.
  2. Pengendalian harga di pasar melalui subsidi distribusi serta kontrol ketat rantai pasok agar rakyat bisa membeli gula dengan harga terjangkau.
  3. Transparansi data produksi dan konsumsi gula, diumumkan secara berkala agar masyarakat mengetahui kondisi riil tanpa manipulasi angka.
  4. Penguatan kelembagaan koperasi tebu rakyat sebagai penyangga distribusi, agar petani tidak tergantung pada tengkulak dan mafia pangan.

Penutup: Islam Menuntut Pemimpin Hadir dengan Kebijakan Adil

Kebijakan stop impor gula bisa menjadi langkah maju jika dijalankan dengan serius dan berpihak pada seluruh rakyat. Islam menuntut pemimpin hadir sebagai pelindung, bukan sekadar penengah. Keberhasilan kebijakan pangan tidak hanya diukur dari senyum petani, tetapi juga dari ketenangan rakyat di pasar.

Partai X menegaskan, negara hadir bukan untuk segelintir orang, melainkan untuk seluruh rakyat. Jika keadilan ekonomi ditegakkan, maka kesejahteraan akan dirasakan bersama. Jika tidak, maka kebijakan pangan hanya akan menjadi panggung retorika, sementara rakyat tetap terbebani.

Share This Article