muslimx.id – Kerusuhan besar mengguncang Nepal. Gedung DPR dibakar, pemerintahan terombang-ambing, hingga Perdana Menteri KP Sharma Oli akhirnya mundur. Pemicu utamanya adalah kebijakan pemerintah Nepal yang sempat memblokir media sosial, memancing kemarahan publik. Meski kebijakan itu dicabut, gejolak rakyat khususnya Gen Z sudah meletus.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menyebut kerusuhan Nepal sebagai pelajaran penting bagi Indonesia. Ia menekankan generasi muda kini tumbuh di dunia digital yang menuntut transparansi, kejujuran pejabat, serta aksi nyata yang menyentuh kehidupan rakyat.
Kritik Partai X: Rakyat Perlu Kepastian, Bukan Sekadar Refleksi
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menegaskan rakyat tidak butuh sekadar refleksi dari peristiwa luar negeri. Yang dibutuhkan adalah kepastian dalam bentuk kebijakan yang melindungi, melayani, dan mengatur rakyat secara adil.
Bagi Partai X, menjadikan kerusuhan Nepal sebagai renungan semata justru memperlihatkan lemahnya kepemimpinan. Pelajaran tanpa aksi nyata hanya akan memperpanjang ketidakpuasan publik. Rakyat ingin solusi konkrit, bukan sekadar pidato atau peringatan.
Sudut Pandang Islam: Pemimpin Harus Belajar dari Sejarah
Islam menekankan bahwa amanah kepemimpinan adalah tanggung jawab besar di hadapan Allah SWT. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang pemimpin adalah pengurus rakyatnya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari sudut pandang Islam, pemimpin wajib hadir dengan aksi nyata untuk mencegah ketidakadilan sosial, menjaga keterbukaan informasi, dan memastikan rakyat merasa dilindungi. Menjadikan tragedi negara lain sebagai pelajaran tidak cukup bila tidak diterjemahkan menjadi kebijakan yang menghindarkan bangsa dari gejolak serupa.
Solusi Partai X: Reformasi Birokrasi Digital
Partai X menawarkan solusi konkret agar Indonesia tidak mengalami gejolak seperti Nepal:
- Reformasi birokrasi digital, transparansi data dan anggaran harus dapat diakses publik untuk membangun kepercayaan rakyat.
 - Penguatan pendidikan politik sejak dini agar generasi muda memahami hak dan kewajibannya dalam demokrasi.
 - Musyawarah kenegarawanan lintas elemen bangsa melibatkan intelektual, tokoh agama, adat, TNI/Polri, dan tokoh masyarakat untuk menyusun kebijakan jangka panjang.
 - Kebijakan pro-rakyat yang nyata akses pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan harus dipastikan berjalan adil dan merata.
 
Penutup: Islam Menuntut Aksi Nyata, Rakyat Butuh Kepastian
Kerusuhan Nepal memang bisa jadi cermin, tetapi rakyat Indonesia tidak butuh cermin kosong. Islam menuntut pemimpin untuk bertindak adil, hadir nyata, dan melindungi rakyatnya.
Partai X menegaskan, bangsa ini harus belajar bukan hanya dari tragedi, tetapi dengan menghadirkan kebijakan konkret yang menguatkan rakyat. Jika pemimpin hanya memberi pelajaran tanpa tindakan, maka kepercayaan rakyat akan runtuh. Sebaliknya, aksi nyata dan keadilan akan mengokohkan negara dan mencegah gejolak di masa depan.