muslimx.id — Presiden Prabowo Subianto memerintahkan percepatan pembentukan Sistem Satu Data UMKM (SAPA UMKM) sebagai langkah memperkuat layanan, perlindungan, dan pemberdayaan pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan bahwa sistem ini dirancang untuk menjawab kebutuhan 57 juta pelaku UMKM yang selama ini sulit dijangkau pemerintah secara langsung.
“Petunjuk Pak Presiden jelas, sistem ini harus segera direalisasikan untuk menjawab kebutuhan pelaku UMKM,” ujar Maman di Jakarta, Selasa.
SAPA UMKM akan menjadi platform terintegrasi yang meliputi perizinan, pembiayaan, hingga pemasaran produk. Maman menegaskan bahwa sistem ini tidak untuk pemungutan pajak, melainkan untuk mempercepat pelayanan berbasis keadilan sosial.
“Platform ini dibuat untuk memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
Kementerian UMKM menargetkan peluncuran sistem tersebut dalam waktu tiga bulan ke depan.
Partai X: Jangan Hanya Jadi Seremonial Ekonomi
Menanggapi kebijakan tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R. Saputra, menilai gagasan SAPA UMKM adalah langkah positif, tetapi harus dikawal agar tidak berhenti sebagai proyek seremonial ekonomi.
“Tugas negara itu tiga melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat dengan adil,” ujarnya.
Menurutnya, digitalisasi ekonomi rakyat harus berorientasi pada pemerataan kesejahteraan, bukan sekadar pencitraan atau proyek birokrasi. Negara tidak boleh berhenti pada peluncuran aplikasi tanpa memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan rakyat kecil.
“Teknologi boleh maju, tapi kalau rakyat tetap miskin, itu bukan kemajuan itu ilusi digital,” tegasnya.
Peringatan Partai X: Ancaman Judi Online dan Ekonomi Semu
Dalam konteks ekonomi digital, Partai X menyoroti ancaman judi online yang kini merambah pelaku usaha kecil.
“Fenomena judi online membuat banyak warga kehilangan fokus produktif dan menghancurkan semangat wirausaha rakyat,” ujar Prayogi.
Ia memperingatkan, ekonomi digital tanpa moral akan melahirkan ekonomi semu dimana uang berputar cepat, tapi nilai kerja dan keberkahan hilang. Negara harus memperkuat pengawasan siber agar sistem seperti SAPA UMKM tidak disalahgunakan untuk transaksi ilegal atau penipuan digital.
“Digitalisasi ekonomi tidak boleh melahirkan ekonomi semu. Negara harus hadir menjaga moral ekonomi rakyat,” katanya.
Islam Ingatkan: Ekonomi Tanpa Akhlak Akan Kehilangan Berkah
Islam menegaskan bahwa kemajuan ekonomi harus disertai akhlak dan keadilan.
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil…” (QS. Al-Baqarah: 188)
Dalam pandangan Islam, ekonomi bukan sekadar angka dan sistem, tetapi sarana untuk menegakkan keadilan dan menebar kesejahteraan.
Digitalisasi tanpa nilai moral hanya akan mempercepat kerusakan sosial. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari hasil yang haram, neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ahmad)
Maka, setiap kebijakan ekonomi termasuk SAPA UMKM harus membawa keberkahan dan manfaat nyata bagi rakyat, bukan sekadar proyek teknologi.
Solusi Partai X: Integrasi Ekonomi, Moral, dan Keadilan Sosial
Partai X menawarkan langkah konkret agar SAPA UMKM benar-benar menjadi sistem kesejahteraan rakyat:
- Menjamin data UMKM digunakan untuk kepentingan publik, bukan untuk bisnis besar atau kekuasaan.
- Menyertakan pendampingan moral dan literasi keuangan, agar pelaku usaha tidak terjerat praktik destruktif seperti judi online atau pinjol ilegal.
- Menjadikan SAPA UMKM wadah kolaborasi lintas sektor, untuk memastikan pemerataan akses modal, pasar, dan teknologi di seluruh daerah.
Penutup: Ekonomi Digital Harus Membawa Keberkahan
Islam mengingatkan bahwa kemajuan sejati bukan diukur dari canggihnya aplikasi, tapi dari sejahteranya rakyat.
Negara adil adalah negara yang menjadikan teknologi sebagai sarana ibadah sosial, bukan alat memperkaya segelintir orang.
Jika ekonomi rakyat masih tertinggal sementara pejabat sibuk memamerkan inovasi digital, maka kita sedang kehilangan arah bukan menuju kemajuan, tapi kemewahan semu.