Bela Negara Hak Anak Bangsa, Islam Ingatkan: Cinta Tanah Air Harus Jadi Gerakan Nyata, Bukan Seremonial

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id  — Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menegaskan bahwa membela negara bukan hanya kewajiban, tetapi juga hak setiap warga negara. Pernyataan itu disampaikan dalam peluncuran buku “Untold Story: Bawa Mereka Pulang” karya Fenty Effendy di Jakarta, yang mengisahkan perjuangan membebaskan 10 anak buah kapal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina pada 2016.

Menurut Lestari, semangat membela negara lahir dari rasa kemanusiaan dan tanggung jawab moral terhadap sesama anak bangsa.

“Ketika restu negara belum didapat, semangat membebaskan anak bangsa harus didasari hak kita membela negara,” ujarnya.

Semangat Bela Negara dari Kisah Kemanusiaan

Rerie sapaan akrab Lestari menilai, kolaborasi lintas sektor dalam pembebasan sandera menjadi contoh nyata membela negara modern. Tim kemanusiaan kala itu melibatkan unsur media, partai politik, dunia usaha, dan institusi pendidikan, di bawah payung Yayasan Sukma Bangsa.

Selain pembebasan sandera, tim juga membuka akses pendidikan bagi 40 anak Mindanao di Sekolah Sukma Bangsa Aceh.

Bela negara hari ini bukan lagi tentang senjata, tapi tentang solidaritas, kemanusiaan, dan pengetahuan,” tegas Rerie.

Partai X: Bela Negara Harus Hidup di Tengah Rakyat

Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa membela negara bukan slogan, tapi panggilan hati rakyat.

“Bela negara adalah ekspresi cinta rakyat pada bangsa. Negara kuat karena warganya sadar bahwa kedaulatan bukan milik elit, tapi hak kolektif seluruh rakyat,” ujarnya.

Menurutnya, semangat bela negara sejati tumbuh dari kepedulian sosial bukan dari upacara seremonial atau retorika pejabat. Ia menegaskan, negara kuat bukan karena banyaknya pasukan, tapi karena tegaknya moral rakyatnya.

Prayogi menyoroti maraknya judi online yang kini merusak nilai bela negara di kalangan generasi muda.

“Judi online menumpulkan nasionalisme, menggerus moral, dan menciptakan mental instan yang jauh dari nilai pengabdian,” tegasnya.

Ia mengingatkan, ancaman ideologis dan sosial kini bersembunyi di ruang digital, bukan di medan perang. Karena itu, bela negara masa kini harus mencakup perlindungan moral dan digital, agar generasi muda tidak kehilangan arah dan jati diri.

Islam Ingatkan: Bela Negara Adalah Iman dan Amanah

Dalam Islam, membela negara dan menjaga umat adalah bagian dari iman dan amanah.
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman.” (HR. Baihaqi)

Islam mengajarkan bahwa melindungi negeri, menegakkan keadilan, dan menjaga moral bangsa adalah bagian dari jihad fi sabilillah.
Allah SWT berfirman:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…” (QS. Al-Anfal: 60)

Namun kekuatan yang dimaksud bukan semata senjata, melainkan kekuatan moral, ilmu, dan solidaritas umat. Bela negara sejati dalam pandangan Islam adalah menjaga akidah, memerangi kemungkaran, dan menegakkan keadilan sosial di tengah masyarakat.

Solusi Partai X: Gerakan Bela Negara Sosial dan Digital

Partai X menawarkan langkah konkrit agar bela negara menjadi gerakan publik yang hidup dan bermakna:

  1. Memperluas pendidikan bela negara ke ranah sosial dan digital, agar generasi muda memahami ancaman nonmiliter yang menggerus moral dan nasionalisme.
  2. Memberdayakan komunitas sipil dan ormas untuk membangun jejaring kesadaran bela negara yang humanis, kolaboratif, dan partisipatif.
  3. Mengintegrasikan nilai bela negara dalam kebijakan ekonomi dan sosial, sehingga rakyat merasakan kehadiran negara secara nyata, bukan simbolik.

Penutup: Islam Ingatkan, Bela Negara Dimulai dari Iman dan Akhlak

Islam menegaskan, membela negara bukan hanya tugas tentara, tapi kewajiban setiap warga beriman yang mencintai keadilan dan kebaikan.

Negeri akan kuat bukan karena banyak undang-undang, tapi karena rakyatnya berakhlak, jujur, dan peduli pada sesama.

Jika bangsa ini ingin kokoh, maka bela negara harus dimulai dari rumah, dari hati, dari iman yang hidup dalam diri setiap anak bangsa.

Share This Article