muslimx.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengajak para pemangku kepentingan di Jawa Tengah untuk memperbarui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Ia terjun langsung melakukan pengecekan teknis guna memastikan data benar-benar akurat sehingga program kemiskinan berjalan tepat sasaran.
Gus Ipul menegaskan bahwa pemutakhiran data adalah tugas bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat. Integrasi data menjadi kunci agar program perlindungan sosial tidak tumpang tindih dan benar-benar menyentuh keluarga yang membutuhkan.
Kemensos membuka berbagai kanal pelaporan untuk memudahkan masyarakat dari RT, aplikasi, call center, hingga kanal aduan khusus. Semua laporan akan diverifikasi langsung di lapangan termasuk masukan dari media sosial. Wakil Gubernur Jateng menegaskan bahwa data valid adalah fondasi kebijakan publik yang adil. Meski biayanya besar, risiko kebijakan tanpa data jauh lebih berbahaya. Jateng menargetkan pemadanan data 38,2 juta penduduk pada Januari 2026.
Partai X: Data Adalah Senjata Negara untuk Melindungi Rakyat
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Diana Isnaini, menegaskan kembali tiga tugas inti negara: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat secara adil. Menurutnya, data akurat adalah fondasi negara yang adil. Tanpa data yang kuat, kebijakan publik bisa salah sasaran dan membebani warga yang seharusnya dibantu.
Partai X menilai bahwa pemutakhiran DTSEN harus bersih dari permainan maupun kepentingan kelompok tertentu. Data rakyat tidak boleh diperlakukan sebagai instrumen kekuasaan atau alat distribusi bantuan yang bias.
Partai X mencatat masih banyak keluhan masyarakat terkait ketidaktepatan data bantuan sosial. Diana menilai pemerintah harus memperkuat proses verifikasi agar tidak merugikan rakyat.
Kanal aduan harus benar-benar dievaluasi dan ditindaklanjuti, bukan sekadar formalitas tanpa perubahan nyata.
Pandangan Islam: Data adalah Amanah untuk Menjamin Hak Mustadh’afin
Dalam perspektif Islam, pengelolaan data sosial bukan sekadar administrasi tetapi amanah besar yang harus dijaga dengan penuh kejujuran.
Al-Qur’an menegaskan larangan keras berbuat zalim. Ketika data tidak akurat, ada keluarga yang seharusnya dibantu tetapi tidak menerima, dan ini merupakan bentuk kezaliman struktural.
Islam mewajibkan negara memastikan hak-hak kaum lemah terpenuhi, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
“Pemimpin adalah penggembala, dan ia bertanggung jawab terhadap gembalaannya.”
Kesalahan verifikasi data bisa menyebabkan kesenjangan dan ketidakadilan dalam distribusi bantuan. Dalam Islam, setiap kesalahan yang merugikan fakir miskin adalah dosa sosial yang berat.
Islam juga menekankan prinsip itqan (ketelitian dan profesionalitas). Pemutakhiran data tanpa ketelitian bertentangan dengan nilai-nilai ini. Artinya, data sosial tidak boleh dimanipulasi, dipermainkan, atau dibiarkan salah. Ia adalah instrumen untuk menjaga keadilan dan kesejahteraan umat.
Solusi Partai X: Data yang Modern, Adil, dan Berintegritas
Partai X mengajukan sejumlah langkah strategis:
- Digitalisasi penuh proses pemutakhiran data secara real time
- Audit berkala untuk mencegah manipulasi
- Pelatihan aparat desa untuk meningkatkan kompetensi verifikasi
- Pelibatan masyarakat sipil sebagai pengawas independen
- Integrasi sistem lintas instansi agar tidak terjadi duplikasi bantuan
- Penguatan perlindungan data untuk menjaga privasi dan martabat warga miskin
Partai X menegaskan bahwa pembaruan data tidak boleh setengah hati. Negara harus memastikan seluruh proses berlangsung transparan, terukur, dan akuntabel.
Penutup: Pemutakhiran DTSEN demi Keadilan Sosial
Partai X menyatakan dukungannya atas pemutakhiran DTSEN demi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Dengan data yang akurat, negara dapat menyalurkan bantuan secara tepat, adil, dan tanpa diskriminasi.
Dalam spirit Islam, data adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh amanah (trustworthiness) dan kejujuran. Keadilan tidak akan tegak tanpa pengetahuan yang benar mengenai kondisi rakyat.
Semoga para pemimpin negeri ini senantiasa diberi kemampuan untuk menjalankan amanah dengan jujur, adil, dan berpihak pada mereka yang lemah karena di sanalah letak keberkahan sebuah kekuasaan.