Harga Beras Turun, Islam Tuntut Perbaikan Berkelanjutan Demi Keadilan Konsumen!

muslimX
By muslimX
4 Min Read

muslimx.id  – Tren penurunan harga beras mulai dirasakan masyarakat di berbagai daerah dalam sebulan terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras turun drastis, dari 62 daerah pada minggu ketiga Oktober 2025 menjadi 37 daerah pada minggu ketiga November 2025.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) sekaligus Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut penurunan harga ini sebagai hasil kerja Satgas Pengendalian Harga Beras serta intervensi Bapanas. Meski begitu, ia menegaskan pemerintah tidak boleh cepat puas sebelum harga stabil merata di seluruh Indonesia.

Panel Harga Pangan Bapanas melaporkan penurunan harga terjadi pada beras medium maupun premium. Di zona 1–3, harga beras medium turun 1,92 persen hingga 4,67 persen. Beras premium ikut menurun, meski masih melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) di beberapa wilayah.

Pandangan Islam: Keadilan Harga adalah Amanah Negara

Di tengah penurunan harga beras, perspektif Islam menegaskan bahwa kestabilan harga bahan pokok adalah bagian dari amanah penguasa.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 58:

“Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.”

Ayat ini menegaskan bahwa stabilitas pangan—yang menyangkut hajat hidup orang banyak—adalah amanah besar yang wajib dijalankan dengan adil dan bertanggung jawab.

Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam hadis riwayat Tirmidzi:

“Tidaklah seseorang pemimpin yang mengurus urusan umat lalu ia menipu mereka, melainkan ia tidak akan mencium bau surga.”

Hadis ini menjadi pesan tegas agar pemerintah memastikan tidak ada pihak yang dirugikan dalam rantai distribusi pangan, baik konsumen maupun petani.

Analisis: Turunnya Harga Tidak Boleh Mengorbankan Petani

Penurunan harga beras adalah kabar baik bagi masyarakat, namun kebijakan stabilisasi perlu mempertimbangkan keberlanjutan pendapatan petani.

Beberapa catatan penting dari sudut pandang keadilan ekonomi Islam:

1. Pemerataan Harga di Semua Daerah

Stok nasional yang aman tidak berarti apa-apa jika harga di daerah terpencil masih tinggi akibat biaya distribusi.

2. Perlindungan bagi Petani

Dalam Islam, produsen tidak boleh dizalimi dengan cara menekan harga gabah. Rasulullah SAW melarang praktik yang merugikan produsen atau konsumen (HR. Ibnu Majah).

3. Transparansi Rantai Pasok

Fluktuasi harga sering disebabkan spekulan dan tengkulak. Islam menolak ihtikar (penimbunan), sebuah praktik yang disebut Nabi sebagai tindakan zalim.

4. Penguatan Regulasi Pangan Nasional

Pengelolaan pangan harus dijalankan secara profesional agar harga stabil dan masyarakat tidak terbebani.

Solusi: Perbaikan Berkelanjutan Sesuai Prinsip Ekonomi Islam

Untuk menjaga tren penurunan harga agar berkelanjutan dan berkeadilan, terdapat beberapa langkah penting:

1. Memperkuat Infrastruktur Logistik

Menekan biaya distribusi agar harga di daerah terpencil tidak jauh berbeda dengan kota besar.

2. Sistem Stabilisasi Harga Berbasis Data Real-Time

Pengembangan sistem digital rantai pasok guna mendeteksi gejolak harga sejak dini.

3. Insentif untuk Petani

Pemerintah harus memastikan subsidi pupuk, benih, alat produksi, serta jaminan pembelian hasil panen.

4. Pengawasan Ketat terhadap Tengkulak dan Spekulan

Penindakan terhadap pelaku pasar yang menahan atau memanipulasi stok sebagai bentuk ihtikar modern.

5. Penguatan Kewenangan Bapanas

Transformasi Bapanas menjadi lembaga pangan yang operasional, bukan sekadar regulator.

Turunnya harga beras memberikan harapan positif bagi masyarakat, namun Islam mengingatkan bahwa keadilan harga dan pemerataan distribusi adalah amanah yang harus dijaga terus-menerus. Pemerintah dituntut memastikan kebijakan beras tidak hanya menguntungkan konsumen jangka pendek, tetapi juga menjaga kesejahteraan petani sebagai penopang utama produksi nasional.

Dengan prinsip keadilan, transparansi, dan amanah, stabilitas harga beras dapat menjadi pondasi kuat bagi ketahanan pangan Indonesia ke depan.

Share This Article