Jalan Kaki ke Mekkah: Sebuah Perjalanan Ibadah atau Gaya Baru Mengemis?

muslimX
By muslimX
4 Min Read

Fenomena sempat ramai belakangan ini menjadi perhatian publik, terutama terkait dengan seorang pria yang memilih untuk berjalan kaki dari kota asalnya menuju Mekkah. Aksi tersebut bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga bagian dari pencarian spiritual yang sangat mendalam. Namun, di balik aksi perjalanan yang mengagumkan ini, ada ironi yang tak bisa diabaikan, yakni bagaimana pengemis dengan gaya baru ini mengubah persepsi tentang kehidupan dan agama.

Sosok pria yang melakukan perjalanan sejauh ribuan kilometer ini menjadi viral setelah banyak orang mengetahui tujuannya: untuk mencapai kota suci Mekkah. Beberapa media melaporkan bahwa pria ini berkeliling dari satu daerah ke daerah lain, berjalan kaki dengan membawa sejumlah barang seadanya, dan menarik empati untuk mendapatkan bantuan dari orang-orang yang ia temui di sepanjang perjalanan.

Tidak sedikit orang yang melihatnya dengan pandangan mencemooh, menyebutnya sebagai “pengemis gaya baru”. Mereka berpendapat bahwa tindakan ini menunjukkan bagaimana seseorang menggunakan cara yang tidak lazim dalam mencari bantuan dan perhatian orang lain. Meski, di sisi lain, juga ada yang melihatnya dengan rasa simpati, bahkan mengagumi semangat dan keteguhan hatinya dalam melaksanakan ibadah yang sangat ia impikan.

Dari sudut pandang sosial, perjalanan ini bisa dilihat sebagai sebuah upaya yang mengekspos ketimpangan sosial dan ekonomi. Pria tersebut, meskipun memilih untuk berjalan kaki menuju Mekkah, tetap membutuhkan bantuan orang lain untuk bertahan hidup di tengah perjalanan. Dalam beberapa hal, ia mengandalkan dermawan dari orang-orang yang ia temui sepanjang perjalanan. Ini mengingatkan kita pada realitas kehidupan banyak orang yang terpinggirkan, yang sering kali dipandang sebagai “pengemis” oleh masyarakat, meskipun mereka juga memiliki tujuan dan impian yang ingin dicapai.

Dari sisi pandangan Islam, kondisi ini membawa kita pada pelajaran tentang bagaimana seharusnya umat Islam bersikap terhadap mereka yang membutuhkan. Rasulullah SAW sendiri sangat mengajarkan untuk membantu sesama, terutama mereka yang dalam kesulitan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, menolong sesama adalah bagian dari amal yang sangat dihargai.

Namun, penting untuk diingat bahwa dalam perjalanan spiritual ini, tindakan meminta-minta atau menggantungkan hidup pada orang lain harus dihindari jika masih memungkinkan untuk mencari penghidupan dengan cara yang halal.

Islam sangat mendorong umatnya untuk berusaha dan tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain, kecuali dalam kondisi yang benar-benar darurat. Dalam Al-Qur’an Surah At-Tawbah ayat 60, Allah SWT menyebutkan bahwa zakat seharusnya diberikan untuk membantu mereka yang memang membutuhkan, namun bukan untuk mereka yang malas berusaha.

Islam mengajarkan bahwa apa pun yang kita lakukan harus didasarkan pada niat yang tulus dan ikhlas untuk Allah. Tindakan ini juga mengingatkan kita bahwa setiap usaha, betapapun besar atau kecilnya, akan bernilai jika dilakukan dengan niat yang benar. Sebagaimana dalam sebuah hadis, “Barang siapa yang berniat melakukan kebaikan, namun tidak sempat melakukannya, maka Allah mencatatnya sebagai amal kebajikan.”

Melihat perjalanan ini dalam perspektif Islam, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap individu memiliki cara dan jalan untuk mencari keberkahan. Memang benar tidak ada yang salah dengan mengambil jalan yang penuh tantangan selama itu dilakukan dengan niat yang ikhlas. Meskipun cara yang ditempuh mungkin berbeda, namun yang terpenting adalah tujuan yang luhur di baliknya. Sebagaimana Islam mengajarkan, niat yang tulus dan usaha yang sungguh-sungguh adalah bagian dari ibadah yang paling bernilai di sisi Allah.

Sebagai masyarakat, kita juga diajarkan untuk tidak terburu-buru menilai seseorang berdasarkan tampilan luarnya, namun melihat lebih dalam kepada niat dan tujuan yang ada di balik setiap tindakan. Sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk membantu sesama, meskipun dalam hal ini bantuan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijadikan beban, melainkan sebagai upaya menolong mereka yang memang membutuhkan.

Share This Article