muslmx.id – Hari Jumat dikenal sebagai hari yang penuh keutamaan dalam Islam. Ia bukan sekadar hari biasa, tetapi merupakan hari raya mingguan bagi umat Muslim. Dalam banyak hadis, hari Jumat disebut sebagai hari terbaik dalam sepekan, penuh dengan keberkahan dan ampunan. Namun, tidak semua orang memanfaatkan hari Jumat secara optimal, terutama dalam mempersiapkan diri sejak malam hingga senja.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan darinya. Dan tidak akan terjadi kiamat kecuali pada hari Jumat.” (HR. Muslim)
Malam Jumat: Awal Persiapan Spiritual
Dalam pandangan Islam, malam dimulai sejak terbenamnya matahari. Itu artinya, malam Jumat dimulai sejak Kamis petang. Banyak amalan sunnah yang dianjurkan pada malam ini, di antaranya memperbanyak membaca Al-Qur’an, khususnya surat Al-Kahfi.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah.” (HR. Ad-Darimi)
Selain membaca Al-Qur’an, malam Jumat juga menjadi waktu yang sangat baik untuk berdoa, berdzikir, dan memohon ampunan. Malam ini bisa menjadi momen kontemplasi spiritual untuk mengevaluasi diri dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Pagi Hari Jumat: Mandi, Wewangian, dan Menuju Masjid Lebih Awal
Hari Jumat bukan hanya identik dengan shalat Jumat, tapi juga kesiapan fisik dan kebersihan sebagai bentuk penghormatan terhadap hari mulia ini. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mandi, memakai wewangian, dan berpakaian bersih sebelum berangkat ke masjid.
“Barang siapa mandi pada hari Jumat, kemudian pergi (ke masjid) di awal waktu, maka seolah-olah ia berkurban unta… dan barang siapa datang pada waktu terakhir, maka seolah-olah ia memberikan telur sebagai sedekahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Shaf pertama, mendengarkan khutbah dengan seksama, serta tidak berbicara selama khutbah juga menjadi bagian penting dari adab shalat Jumat. Dalam Islam, setiap detik hari Jumat adalah kesempatan untuk menambah pahala dan mendapatkan pengampunan.
Waktu Mustajab di Hari Jumat
Salah satu keistimewaan hari Jumat adalah adanya waktu mustajab waktu di mana doa tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadis:
“Pada hari Jumat terdapat suatu waktu di mana apabila seorang Muslim berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu itu, maka Allah akan mengabulkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu tersebut, namun banyak yang meyakini bahwa waktu mustajab itu berada antara waktu ashar hingga maghrib, atau ketika imam duduk hingga selesai khutbah.
Senja di hari Jumat bukanlah akhir dari keberkahan, melainkan penutup yang bisa menjadi awal kebaikan baru. Menjelang Maghrib, umat Muslim dianjurkan memperbanyak doa, berdzikir, dan memohon segala hajat yang diinginkan. Bagi sebagian ulama dan kaum sufi, waktu ini adalah detik-detik penuh harap yang sangat sakral.
Kesimpulan: Jumat, Hari Penuh Investasi Ruhani
Islam menempatkan hari Jumat sebagai hari strategis untuk mendulang pahala dan memperbaiki diri. Dari malam hingga senja, setiap detik adalah peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jika seorang Muslim mampu mempersiapkan hari Jumat dengan sungguh-sungguh—lahir dan batin—maka ia sedang membuka pintu keberkahan yang luas.
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)
Hari Jumat bukan sekadar kewajiban shalat berjamaah, tetapi momentum untuk memperbarui jiwa, menata hati, dan mendekat kepada Allah dengan sebaik-baiknya amalan.